Suryo Prabowo Luncurkan Buku Perjalanan Karier Militer saat Dinas di Timor Leste

22 Juni 2024 14:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Letjen TNI (Purn) J Suryo Prabowo dalam peluncuran bukunya berjudul: Mengantar Provinsi Timor Timur Merdeka Menjadi Timor Leste, Sabtu (22/6). Foto: Hedi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Letjen TNI (Purn) J Suryo Prabowo dalam peluncuran bukunya berjudul: Mengantar Provinsi Timor Timur Merdeka Menjadi Timor Leste, Sabtu (22/6). Foto: Hedi/kumparan
ADVERTISEMENT
Letjen TNI (Purn) J Suryo Prabowo meluncurkan buku berjudul ‘Mengantar Provinsi Timor Timur Merdeka Menjadi Timor Leste’. Buku ini menceritakan perjalanan dinasnya sebagai anggota militer di Timor Timur pada 1997-1999.
ADVERTISEMENT
Buku tersebut menuliskan pengalaman Suryo semasa bertugas di Timtim. Dia bertugas sejak perwira pertama hingga ditunjuk menjadi wakil gubernur.
Peluncuran buku itu dikemas dengan talkshow di Beer Hall, Lot 19 SCBD, JL. Jenderal Sudirman Kavling 52-53, Jakarta Selatan, Sabtu (22/6). Suryo menceritakan pengalamannya dan pandangannya mengenai perang di Timor Timur.
Letjen TNI (Purn) J Suryo Prabowo dalam peluncuran bukunya berjudul: Mengantar Provinsi Timor Timur Merdeka Menjadi Timor Leste, Sabtu (22/6). Foto: Hedi/kumparan
Bagi dia, Timor Timur bukan hanya sekadar ‘tembak-tembakan’, tapi lebih dari itu. Ada juga peran diplomasi di dalamnya. Sehingga kemudian dia memperluas pandangannya dari sekadar ‘bertempur’ menjadi ‘perang’.
Dua diksi yang sekilas sama tapi bagi Suryo berbeda. Dan ini dia ulas pada bagian awal bukunya, dengan judul: Menang Bertempur tetapi Kalah Perang. Suryo melihat, perang cakupannya lebih dari bertempur.
Perang meliputi segala kekuatan. Adapun bertempur umumnya hanya hitungan-hitungan beberapa prajurit yang gugur, yang bisanya dievaluasi setiap tahun, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
“Tapi kalau perang itu luas, ada perang diplomasi, perang ekonomi,” kata dia menjelaskan maksud judul tulisannya.
Letjen TNI (Purn) J Suryo Prabowo dalam peluncuran bukunya berjudul: Mengantar Provinsi Timor Timur Merdeka Menjadi Timor Leste, Sabtu (22/6). Foto: Hedi/kumparan
Tak hanya soal dunia tempur dan diplomasi, Suryo juga turut menyinggung mengenai meritokrasi dalam tubuh ABRI, satuan militer yang dialaminya. Kata dia, salah satu kelemahan dalam militer Indonesia adalah merosotnya meritokrasi.
“Orang-orang asing meneliti tentang militer Indonesia yang paling berat meritokrasi itu … ‘oh untuk bisa jadi komandan ya saya harus pintar nyanyi, misalkan’,” kata dia.
Secara keseluruhan, karya Suryo ini adalah cerita pengalamannya sebagai prajurit hingga sebagai seorang diplomat.
Profil Suryo Prabowo
Suryo Prabowo mendaftarkan dirinya untuk mengikuti pendidikan di Akademi Angkatan Bersenjata RI (Akabri) Darat. Dia adalah lulusan terbaik di tahun 1976 dan dianugerahi Bintang Adhi Makayasa dan Pedang Tri Cakti Wiratama.
ADVERTISEMENT
Memulai kariernya sebagai komandan peleton sampai Kepala Seksi Operasi di Batalyon Zeni Tempur 1 Kodam Bukit Barisan.
Pada posisi ini sering diperbantukan pada berbagai kesatuan tempur TNI AD dan Marinir TNI AL dalam tugas operasi militer di Aceh, Timor Timur dan Papua. Begitu pula ketika menjabat sebagai Komandan Detasemen Zeni Tempur 5/Kodam Trikora, Kepala Zeni Kopassus dan Komandan Batalyon Zeni Tempur 10 Divif 2 Kostrad.
Di Timor Timur, selain menjabat sebagai Kasi Intel, Kasi Ops, Kasi Teritorial, Kasi Sospol, Kepala Staf Korem dan Wakil Komandan Korem 164/WD, pada tahun 1998 juga pernah ditugasi menjabat Wagub Timor Timur, namun baru sekitar lima bulanan mengundurkan diri karena alasan profesional.
Setelah 2 tahun non-aktif, ditugasi sebagai Asintel Paspampres, Wadan Paspampres, Kasdam III/Siliwangi, Pangdam I/BB, Pangdam Jaya, Wakasad dan terakhir Kepala Staf Umum TNI sampai dengan pensiun pada tahun 2012 dengan pangkat Letnan Jenderal TNI.
ADVERTISEMENT
Suryo disebut prajurit ABRI tertinggi yang terakhir meninggalkan Timor Timur dan Perwira Tinggi pertama yang bertugas operasi di Republik Demokrasi Timor Leste.