Susi: Saya Diberi Kesempatan dan Kehormatan Bersahabat dengan Haedar Nashir

5 Maret 2024 3:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peluncuran buku 'Jalan Baru Moderasi Beragama Mensyukuri 66 Tahun Haedar Nashir' di Perpustakaan Nasional, Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (4/2/2024). Foto: Thomas Bosco/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Peluncuran buku 'Jalan Baru Moderasi Beragama Mensyukuri 66 Tahun Haedar Nashir' di Perpustakaan Nasional, Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (4/2/2024). Foto: Thomas Bosco/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Susi Pudjiastuti turut hadir di acara peluncuran buku 'Jalan Baru Moderasi Beragama Mensyukuri 66 Tahun Haedar Nashir' di Perpusnas, Jakarta Pusat, Senin (4/3) malam.
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan itu, Susi turut menyampaikan sambutannya. Dia mengaku tak menyangka bisa berteman dengan Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir.
"Satu kehormatan setiap ada acara besar Muhammadiyah, Pak Haedar selalu ingat sama saya. Saya juga kadang-kadang, mungkin banyak yang bertanya-tanya, kok bisa orang seperti Susi bersahabat dengan seseorang dengan Pak Haedar," kata Susi.
Susi kagum, meski antara dirinya dengan Haedar terdapat perbedaan. Namun, Ketua PP Muhammadiyah itu tetap mau menerimanya sebagai kawan.
Susi Pudjiastuti (kanan) menghadiri peluncuran buku 'Jalan Baru Moderasi Beragama' di Perpusnas, Jakpus, Senin (4/3/2024). Foto: Thomas Bosco/kumparan
"Tapi saya punya determination, mungkin sama, tetapi cara saya is very strong direct, kasar gitu ya. Pak JK tahu pasti. Tapi kalau Pak Haedar menterjemahkan determinationnya itu dengan begitu halus, tapi tegas begitu. Itu yang kadang-kadang buat saya betah ngobrol dengan beliau dan saya lihat beliau begitu sederhana," ujar mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Susi juga bercerita soal tumbuh besar dari keluarga dengan budaya NU dan Muhammadiyah secara bersamaan. Dia menyebut kadang suka ada perdebatan di keluarganya.
"Jadi ini yang mendekatkan, kalau kita mau tarawih, 'Kamu mah ke mana? Mesjid sana atau sana. Sana 22, sana 11'. Nah kalau saya pergi ke yang 22, 'Sopo seng perintah kowe, sembayang 22 kan capek toh, mbok ke sana yang 11' katanya. Tapi karena ibu ke sana, saya ikut yang 22. Jadi ibu NU, bapak Muhammadiyah," cerita Susi.
"Saya pikir karena keluasan dan kebesaran pemikiran beliau dan moderasi, moderatenya pemikiran beliau sehingga ya, saya diberikan kesempatan dan kehormatan untuk bersahabat dengan Pak Haedar. Terima kasih. Permohonan apa pun kepada beliau itu mudah saja tidak susah-susah. Jadi begitu sederhana dan mudahnya beliau memberikan handnya untuk sahabatnya," tutupnya.
ADVERTISEMENT