Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.3
19 Ramadhan 1446 HRabu, 19 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Susi Sedih Lihat Terumbu Karang di Perairan Fakfak Rusak
25 Maret 2018 5:21 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB

ADVERTISEMENT
Menteri Keluatan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berkunjung ke Fakfak, Papua. Dia sempat menikmati laut Fakfak dengan paddling dan snorkling.
ADVERTISEMENT
Namun, ada yang membuat Susi sedih. Dia melihat kondisi terumbu karang di lokasi ini rusak parah. Penyebabnya karena banyaknya kapal penyedot pasir di lokasi ini.
“Kemarin sore saya berenang di seberang Pulau Panjang, saya naik paddle, snorkling, mau nangis saya. Karangnya semua berantakan, hancur, ikannya sedikit karena tidak ada rumah lagi. Pasirnya juga hilang," kata Susi dalam keterangannya, Sabtu (24/3).
"Ada kura-kura berenang ndak bisa ke pinggir karena pantainya ndak ada. Dia bingung mau cari tempat buat taruh telurnya ndak ada pasir lagi. Semua habis,” keluh Menteri Susi.
Susi mendapat laporan dari TNI AL terkait maraknya penambangan pasir ilegal di pantai Fakfak. Padahal, pantai merupakan benteng terdepan yang melindungi warga bila ada tsunami.
ADVERTISEMENT
"Saya bilang kenapa tidak ambil di tempat lain yang jauh? Ini yang di depan adalah benteng bapak kalau ada tsunami,” imbuh Susi.

Susi ingat betul saata tsunami yang terjadi di kampung halamannya di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat pada 17 Juli 2006 lalu. Menurutnya, masyarakat Pangandaran tidak seberuntung masyarakat Fakfak yang berada di teluk dalam seperti Pulau Panjang sehingga memiliki benteng untuk berlindung dari tsunami.
“Di laut kami (Pangandaran) tidak ada apa-apa di depannya. Jadi begitu ada tsunami habislah semua. Yang meninggal pun 1.600 orang. Saya tidak ingin pengalaman itu terjadi di sini. Tolonglah jaga,” ujar Menteri Susi.
Susi ingin masyarakat lebih kritis dan galak dengan para penambang pasir ilegal ini. Masyarakat harus meniru semangat Susi dalam mengusir kapal asing ilegal yang menangkap ikan di perairan Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Berapa kapal penyedot pasir? 40 biji saja. Ibu sudah usir ribuan kapal. Masa Bapak tidak bisa berhentikan 40 kapal? Malu ndak? Malu tidak? Malu,” tegas Susi.
“Ambillah pasir dari pulau yang besar, dari daratan. Jangan ambil dari laut. Laut itu masa depan bangsa Indonesia. Laut itu yang memberi makan, hidup, Bapak-bapak semua nantinya karena darat itu ada batasnya," papar Susi.
"Dunia ini 70 persennya itu laut Pak. Indonesia juga sama 70 persennya laut. Kalau laut dirusak, maka rusaklah masa depan anak-anak, cucu, cicitnya Bapak-bapak dan Ibu-ibu semua,” tambahnya.

Menteri Susi juga meminta aparat penegak hukum setempat untuk aktif membantu masyarakat mengamankan penambangan pasir di laut. Dia juga meminta aparat lebih sering menggelar razia sehinga segala bentuk kegiatan ilegal tidak ada lagi di Fakfak.
ADVERTISEMENT
“Mohon aparat razia itu, pupuk-pupuk matahari dipakai untuk apa? Kalau tidak ada pertanian, ada pupuk-pupuk matahari pasti tangkap ikan pakai bom. Waduh habis nanti Saudara semua masa depannya,” kata Menteri Susi.
“Laut dipelihara, diambil ikannya dengan cara yang benar. Itu namanya kita sebagai makhluk Tuhan mensyukuri nikmat Tuhan yang luar biasa diberikan kepada kita. Jangan sampai kita kufur sama nikmat Tuhan, kalau kita kufur pasti celaka,” ucap dia.
Susi sempat melihat langsung kondisi Pasar Ikan Waneri Tanjung Wagon. Dia menilai, pasar ini sangat bagus dan bisa membantu perekonomian warga.
“Tempatnya bersih, udah gitu lihat ikannya juga segar-segar. Ikannya Bapak-bapak punya luar biasa. Tadi lihat ikan begitu saya ingin jadi bakul ikan lagi, berhenti jadi menteri,” puji Menteri Susi diiringi canda.

Pada kesempatan tersebut, KKP menyerahkan bantuan 8.000 ekor calon induk nila bagi 4 Pokdakan di Kabupaten Fakfak yang diserahkan simbolik kepada Pokdakan Waremo Jaya Kp. Waremo Distrik Mbaham Ndandara dan Pokdakan Ubadari Kp. Ubadari Distrik Kayaun.
ADVERTISEMENT
KKP juga melakukan penyematan atribut Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmawas) dan menyerahkan sertifikat Basic Safety Training (BTS) kepada perwakilan peserta training.