Susul Edy dan Ijeck, Bobby Juga Ambil Formulir Pilgub Sumut di PKS

22 Mei 2024 22:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bobby Nasution usai mendaftar pilgub via Gerindra Sumut, Senin (20/5/2024). Foto: Tri Vosa/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bobby Nasution usai mendaftar pilgub via Gerindra Sumut, Senin (20/5/2024). Foto: Tri Vosa/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wali Kota Medan, Bobby Nasution, melalui perwakilannya mengambil formulir pendaftaran pemilihan gubernur (Pilgub) Sumatera Utara via PKS hari ini, Rabu (22/5).
ADVERTISEMENT
Langkah Bobby ini menyusul dua calon petahana di Pilgub Sumut yakni eks Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan Eks Wagub Musa Rajekshah yang sudah mengambil formulir lebih dulu.
“Terima kasih untuk PKS hari ini. Kalau partai lain kan insyaallah sudah kemarin semua partai, Gerindra juga sudah, PAN sudah, hari ini PKS,” kata Tim Internal Bobby, Ricky Pangeran Siregar, di Kantor DPD PKS Sumut.
Pangeran mengaku tak ada pesan khusus dari sang menantu Presiden Jokowi itu. Ia hanya diperintahkan untuk mengambil formulir saja.
”Enggak ada (pesan), belum ada pesan-pesan, sebatas ditugaskan ambil formulir,” sambung dia.
Sementara itu Ketua Tim Penjaringan PKS Amsal Nasution menyebut, Bobby adalah orang keenam yang sudah mengambil formulir Pilgub. Nantinya, Bobby akan diminta segera mengembalikan formulir.
ADVERTISEMENT
“Kalau jumlahnya sudah ada 6 orang, yang mengembalikan ada 3. Pak Edy sudah mengembalikan dan Pak Ijeck belum mengembalikan,” ujar Amsal di tempat yang sama.
Dengan ini, Bobby sudah mengambil 8 formulir untuk Pilgub Sumut. Selain Gerindra, ada Demokrat, PAN, Hanura, PKB, PKS, NasDem, Perindo. Selain itu, Bobby juga sudah mendapatkan surat tugas langsung dari DPP Golkar sehingga tak perlu ambil formulir lagi.
Dalam daftar partai yang dikunjungi oleh tim Bobby, tak ada PDIP.
Hubungan Bobby dan PDIP memang memanas usai gonjang-ganjing Pilpres lalu. Bobby yang saat itu adalah kader dinilai mengkhianati PDIP dengan mendukung pasangan Prabowo-Gibran. Padahal, PDIP mengusung Ganjar-Mahfud.