Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Swatting, Prank Berbahaya yang Melibatkan Kepolisian
30 April 2017 10:22 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Game online kerap kali masih menjadi eskapisme bagi anak-anak --dan tak jarang orang tua-- di kala penat. Masalah seakan menguap ketika bertemu game online. Namun, bagaimana jika ternyata alih-alih hilang, masalah gawat justru datang karena bermain game online?
ADVERTISEMENT
Jika anda penggemar game online, ada baiknya anda lebih jeli dan berhati-hati. Pasalnya, anda bisa menjadi korban ‘swatting’, sebuah prank yang melibatkan pasukan khusus kepolisian yang datang menggerebek rumah anda.
Prank yang telah berlangsung sejak 2013 ini dilakukan oleh lawan main anda di game online --yang mungkin belum pernah anda temui secara langsung.
Swatting dilakukan dengan cara menelepon 911 dan menyampaikan laporan palsu tentang adanya kondisi darurat di alamat sasaran. Laporan palsu ini akan direspons dengan cepat oleh tim kepolisian.
Tren swatting ini tak hanya mahal, namun juga kerap kali membawa petaka bagi targetnya.
Salah satu korbannya adalah Tyran Dobbs, anak muda berumur 20 tahun yang tinggal di Ellicott City, Maryland, Amerika Serikat, pada tahun 2015.
ADVERTISEMENT
Seperti diberitakan stasiun televisi lokal Washington DC, WJLA-TV, tim SWAT Kepolisian Howard County menyergap apartemen Dobbs karena ada laporan yang masuk.
Dalam kejadian ini, Dobbs ditembak dengan peluru karet di wajahnya. Akibat tembakan tersebut, Dobbs harus menjalani serangkaian operasi dan perawatan.
Saat itu, pelaku mengaku sebagai Dobbs saat menghubungi 911 dan mengaku menyandera tiga korban dan akan membunuh mereka jika tidak ada yang mengirimkan uang sebesar 15 ribu dolar AS dalam kurun waktu tertentu.
Setelah mengalami penyergapan dan penembakan, ternyata Dobbs terbukti tidak bersalah. Ia telah menjadi korban swatting.
Selain mengecoh korban, aksi ini juga menipu kepolisian. Seluruh adegan penggerebekan terekam melalui video kamera komputer yang digunakan untuk main game oleh korban.
ADVERTISEMENT
FBI menyatakan bahwa prank ini melibatkan unit kepolisian dan pasukan khusus penanganan teror; unit yang sama untuk penanganan evakuasi sekolah, distrik bisnis, dan area perumahan.
Para pelaku prank jenis ini, yang dikenal dengan nama swatter, akan menghadapi beberapa bentuk sanksi federal dan di tahun 2013, special agent Kevin Kolbye menyebutkan kondisi ini akan semakin parah bila dibiarkan.
Bagi pelaku, prank ini ditargetkan pada lawan main di game online. Laporan palsu yang disampaikan pun kerap kali mengandung unsur ancaman teror, sehingga unit kepolisian akan langsung merepons laporan dan menyergap korban prank.
Kolbye mengatakan kepolisian tentunya tidak memandang enteng laporan tersebut. Unit khusus akan langsung dikirimkan ke rumah target jika ada laporan masuk.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, laporan soal korban swatting masih terus masuk.
FBI mengimbau jika seseorang diancam bahwa dirinya akan didatangi SWAT, maka ia harus melaporkan pada kepolisian setempat. Sehingga, polisi dapat terlebih dulu menghubungi rumah target dan memeriksa keadaannya sebelum mengirimkan tim SWAT ke rumahnya..
Live Update