Swiss Hadapi Gelombang Kelima COVID-19

19 November 2021 1:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah warga berbelanja di Schilliger Garden Centre pada hari pertama pelonggaran lockdown di Gland, Swiss, Senin (27/4). Foto: REUTERS/Denis Balibouse
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah warga berbelanja di Schilliger Garden Centre pada hari pertama pelonggaran lockdown di Gland, Swiss, Senin (27/4). Foto: REUTERS/Denis Balibouse
ADVERTISEMENT
Kasus harian corona di Swiss meningkat empat kali lipat dalam sebulan. Pada Kamis (18/11) kasus corona di sana bertambah lebih dari 6.000 kasus. Total kasus COVID-19 di negara tersebut sekarang menjadi 931.000.
ADVERTISEMENT
Meski begitu Swiss belum berencana untuk menerapkan pembatasan baru bagi warganya. Walaupun Menteri Kesehatan Swiss Alain Barset menyebut negaranya berada di gelombang kelima pandemi corona.
"Kami jelas menghadapi gelombang kelima," kata Alain Berset saat konferensi pers dikutip dari AFP, Jumat (19/11).
Ia menambahkan situasi pandemi bergantung dari perilaku masyarakat.
Virus corona di Swiss lebih banyak menginfeksi anak muda yang tidak menyebabkan sakit parah. Meski begitu, Barset tetap khawatir sebab banyak orang tua di negara itu belum tervaksinasi.
Upaya vaksinasi di Swiss berjalan lambat. Pada 23 April negara itu baru memvaksin 10 persen populasinya. Jumlah tersebut lalu meningkat dalam tiga bulan menjadi 50 persen.
Laju vaksinasi kembali tinggi dalam beberapa bulan terakhir. Kini sudah 65 persen populasi di Swiss menerima vaksinasi lengkap. Pemerintah berharap kondisi ini terus berjalan dengan baik.
ADVERTISEMENT
Lonjakan kasus di Swiss terjadi sejak pertengahan Oktober. Jumlah pasien corona yang dirawat di rumah sakit juga meningkat. Pekan lalu, rawat inap COVID-19 meningkat seperempat. Begitu juga dengan ruang perawatan intensif yang telah terisi 77 persen, yang 17 persen di antaranya merupakan pasien COVID-19.
Sementara jumlah pasien yang meninggal naik lebih dari 80 persen menjadi 53 kematian.
Pihak berwenang khawatir jumlah pasien yang harus dirawat di rumah sakit meningkat tajam pada musim dingin nanti.