Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
28 Ramadhan 1446 HJumat, 28 Februari 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Swiss-Indonesia Perkuat SDM Industri Lewat Pendidikan Vokasi
27 Februari 2025 14:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Pemerintah Swiss dan Indonesia memperkuat kerja sama dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) industri melalui pendidikan dan pelatihan vokasi (VET).
ADVERTISEMENT
Dalam forum Skills in Action: Advancing Competitiveness yang digelar di Menara Danareksa, Jakarta, Kamis (27/2), berbagai pemangku kepentingan berkumpul untuk menyoroti peran VET dalam meningkatkan daya saing industri nasional.
Sejak 2018, Pemerintah Swiss melalui Swisscontact telah menjalankan dua inisiatif utama di Indonesia, yakni Skills for Competitiveness (S4C) dan Sustainable Tourism Education Development (STED).
Program berfokus pada peningkatan keterampilan tenaga kerja dan penguatan hubungan antara dunia pendidikan dengan industri.
Membuka kegiatan, Project Manager S4C & STED Daniel Weibel, menyebutkan pentingnya pendidikan vokasi dalam menyiapkan tenaga kerja yang kompeten.
“Jika ingin menghasilkan produk atau layanan berkualitas tinggi, kita butuh SDM berkualitas tinggi. Itulah yang kami lakukan melalui dua proyek keterampilan ini sejak 2018,” ujar Weibel.
Melalui pendekatan dual vocational education and training yang mengadopsi sistem Swiss, program ini menghubungkan pelatihan di institusi pendidikan dengan pengalaman langsung di industri.
ADVERTISEMENT
Model tersebut diharapkan dapat menjembatani kesenjangan keterampilan yang masih menjadi tantangan bagi tenaga kerja Indonesia.
Dalam kesempatan itu Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Olivier Zehnder, turut menekankan bahwa keterampilan adalah faktor utama dalam perekonomian yang kompetitif.
“Tanpa tenaga kerja yang terampil dan siap menghadapi tantangan industri, Indonesia berisiko kehilangan momentum pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Menurutnya, potensi sekaligus tantangan besar Indonesia terkait bonus demografi perlu dimanfaatkan melalui investasi di sektor pendidikan dan pelatihan.
Kolaborasi dengan Pemerintah Indonesia
Kepala Badan Pengembangan SDM Industri Kementerian Perindustrian, Masrokhan, menyampaikan penguatan pendidikan vokasi menjadi prioritas dalam mewujudkan visi Indonesia 2045.
“Kami terus mengembangkan program vokasi yang selaras dengan kebutuhan industri, memastikan lulusan memiliki keterampilan yang relevan dan siap kerja,” katanya.
ADVERTISEMENT
Ia memaparkan keberhasilan sistem pendidikan ganda yang telah diterapkan berbagai politeknik industri.
Hingga 2024, tingkat penyerapan lulusan dalam dunia kerja mencapai lebih dari 96 persen dalam empat bulan setelah kelulusan.
Dalam fase kedua program S4C dan STED yang berlangsung hingga 2027, kerja sama Swiss-Indonesia akan diperluas ke lebih banyak wilayah.
Program akan menitikberatkan pada penguatan kurikulum berbasis industri, peningkatan kapasitas pengajar dan pelatih di perusahaan, serta pengembangan fasilitas pelatihan yang lebih baik.
Selain industri manufaktur, sektor pariwisata juga menjadi fokus dalam penguatan pendidikan vokasi.
Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata, Martini Mohamad Paham, menyampaikan pentingnya pembekalan keterampilan yang sesuai dengan standar industri global.
“Pariwisata adalah sektor yang sangat kompetitif. Untuk meningkatkan daya saing, tenaga kerja harus dibekali dengan keterampilan berbasis industri agar mampu memenuhi standar layanan internasional,” ujar Paham.
ADVERTISEMENT
Mewakili Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, Paham menerangkan sejauh ini program STED telah membantu meningkatkan kapasitas lembaga pendidikan pariwisata di berbagai daerah, termasuk Lombok, Bali, dan Sulawesi.