Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) merespons keterangan saksi dan dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK yang banyak menyoal perjalanannya ke luar negeri.
ADVERTISEMENT
Dalam dakwaan, perjalanan keluar negeri sebagiannya menggunakan patungan dari pejabat eselon I di lingkungan Kementerian Pertanian (Kementan). Uang itu diambil dari anggaran direktorat yang dipimpin oleh para pejabat tersebut.
Kata dia, lawatannya ke sejumlah negara itu semata-mata berkaitan dengan urusan pertanian, urusan makan Indonesia yang menyangkut semua aspek dalam kehidupan bangsa.
“Oleh karena itu memang apa yang dilakukan, apalagi perjalanan dinas itu memang disepakati dalam kabinet oleh semua menteri untuk melakukan diskresi kalau hal ini benar-benar untuk kepentingan rakyat,” kata SYL dalam persidangan di PN Jakarta, Senin (27/5).
Dia menjelaskan, bahwa saat itu kondisi kala itu mencekam. “Itu suasana mencekam, ekonomi terancam,” kata SYL.
Dia lalu memamerkan keberhasilan kementerian yang dia pimpinan memiliki pertumbuhan ekonomi pesat pasca-pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
“Tiga tahun yang tumbuh hanya Kementan 18,2 persen yang lain minus,” imbuh SYL.
Beberapa perjalanan ke luar negeri SYL yakni ke Brasil, Amerika Serikat, hingga Arab Saudi. Para pejabat Kementan patungan untuk membiayai perjalanan itu. Adapun dalam perjalanan itu, SYL sempat umrah bersama keluarganya.
Dalam kasusnya, SYL didakwa melakukan pemerasan serta menerima gratifikasi dengan jumlah keseluruhan Rp 44,5 miliar dalam kasus dugaan korupsi di Kementan pada rentang waktu 2020 hingga 2023. Uang-uang itu diduga didapatkan dari internal Kementan, untuk memenuhi sejumlah kebutuhan SYL. Mulai dari pejalanan dinas ke luar negeri, untuk kurban, bahkan untuk menyewa jet pribadi hingga perawatan SYL dan keluarga.