Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Tahukah Kamu Manhattan di New York Ditukar dengan Pulau Run di Maluku?
24 Oktober 2017 13:04 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
ADVERTISEMENT
Kamu pasti tidak asing dengan Manhattan, daerah elite di New York City yang mahal dan gemerlap. Namun, apakah kamu tahu tentang Pulau Run (versi lain: Rhun), pulau terkecil di Kepulauan Banda di Maluku?
ADVERTISEMENT
Memang Manhattan jauh terkenal dibanding Pulau Run. Tak cuma lebih terkenal, Manhattan juga lebih berdenyut, lebih modern, dan lebih maju. Di sini terdapat banyak gedung pencakar langit menjulang, pusat bisnis dunia, dan kantor-kantor organisasi internasional. Sedangkan Pulau Run, sepertinya, hanya penikmat sejarah yang mengenalnya.
Namun, 350 tahun lalu situasinya tidaklah demikian. Pulau Run adalah pulau yang kaya akan pohon pala, rempah-rempah yang sangat mahal di dunia Barat, yang mahalnya bersaing dengan harga emas.
Keharuman Pulau Run -- pulau dengan panjang 3 km dan lebar kurang 1 km -- tak sebanding dengan Nieuw Netherland (kini disebut Manhattan), pulau kecil di sebelah selatan ujung Sungai Hudson di benua Amerika, yang dikuasai Belanda pada tahun 1624.
ADVERTISEMENT
Saat itu Pulau Run dikuasai Inggris. Belanda dengan VOC-nya yang ingin menguasai monopoli rempah-rempah di Kepulauan Banda, tidak suka dengan penguasaan Inggris atas Pulau Run. Mereka pun berperang beberapa kali, sebelum akhirnya berdamai dengan menandatangani Perjanjian atau Traktat Breda.
Isi Traktat Breda itu adalah Belanda dan Inggris sepakat melakukan tukar guling. Belanda bersedia melepas Nieuw Netherland di Amerika dan menyerahkan kepada Inggris, sedangkan Inggris menyerahkan Pulau Run kepada Belanda.
Penguasa Inggris kemudian mengubah nama Nieuw Netherland menjadi Manhattan dan bersama empat daerah (lazim disebut borough) di sekitarnya, kawasan itu dinamai New York.
Seiring waktu, tukar guling Manhattan dan Pulau Run itu dianggap sebagai kesepakatan pertukaran terburuk dalam sejarah, utamanya bagi Belanda. Sebab Belanda tak lama kemudian kehilangan dominasi monopoli rempah-rempahnya di Maluku, sementara Manhattan di New York berkembang pesat menjadi pusat ekonomi dunia di abad modern.
350 Tahun Traktat Breda yang Bersejarah
ADVERTISEMENT
Perjanjian atau Traktat Breda atau Treaty of Breda adalah salah satu penggalan sejarah dunia paling penting. Karena itulah pada Minggu, 22 Oktober 2017 digelar peringatan 350 tahun Traktat Breda di Pulau Run.
Peringatan perjanjian antara Belanda dan Ingris tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti 350 tahun Treaty of Breda oleh Dubes AS Joseph R Donovan Jr, Menteri Susi Pudjiastuti, Sekda Maluku Hamin Bin Thahir, dan Wakil Bupati Maluku Tengah Marlatu Leleury.
Dubes Donovan merasa sangat terhormat dapat menginjakkan kaki di Pulau Run yang merupakan bagian dari sejarah masa lalu. "Ini sebuah kehormatan besar bagi saya dapat hadir di pulau penuh kenangan akan perjuangan masa lalu dalam perebutan rempah-rempah dan mengubah peradaban dunia," kata Donovan seperti dikutip dari Antara.
Kepulaun Banda terutama Pulau Run, ujar Dubes Donovan, memainkan peran sangat penting dalam sejarah dunia. Dia menyebut ratusan tahun lalu, mata seluruh dunia terarah pada Pulau Run karena kakayaan rempah-rempahnya berupa pala.
ADVERTISEMENT
"Anda semua memainkan peran yang sangat penting dalam sejarah Indonesia, maupun sejarah bangsa-bangsa Eropa. Termasuk memainkan peran penting dalam sejarah pembentukan Negara Amerika Serikat," tandasnya.
Dubes Donovan mengungkapkan, dia hadir bukan hanya sebagai Dubes AS untuk Indonesia, tetapi juga sekaligus sebagai orang yang berasal dari Manhattan, New York.
"Jadi kota saya di negara bagian New York sama besarnya dengan Pulau Run. Kota saya pertama kali didirikan dan dibangun oleh orang Belanda. Kalau tidak ada Perjanjian Breda, maka kakek dan moyang saya tidak ada tempat tinggal di daerah bagian New York pada 350 tahun yang lalu," tandasnya.
Donovan menegaskan, kehadirannya bersama Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti di Pulau Run bukan sekadar untuk melihat masa lalu, tetapi untuk menata masa depan.
Menurutnya, Pulau Run dan Kepulauan Banda sebagaimana sejarah 350 tahun lalu, hingga hari ini tetap menjadi daerah dan wilayah yang kaya akan sumber daya alam yang melimpah dan berharga baik rempah-rempah maupun potensi perikanan serta wisata bahari, budaya dan sejarah.
ADVERTISEMENT
Donovan menyebut, wilayah perairan Kepulauan Banda yang dihiasi ratusan terumbu karang alamiah dan masih terjaga keasliannya, air yang bersih serta aneka potensi ikan bernilai ekonomi tinggi dan menjadi incaran negara-negara di dunia, merupakan kekayaan yang sangat berharga dan tidak ternilai yang dimiliki masyarakat Banda.
"Saya doakan Kepulauan Banda tetap bersinar dan terkenal seperti 350 tahun lalu. Jaga dan lestarikan kekayaan alam melimpah ini untuk kesejahteraan di masa mendatang," kata Donovan.
Mari berharap Pulau Run akan sejaya 350 tahun silam!