Tahun 2013, Banjir Terparah di Jakarta dalam Lima Tahun Terakhir

25 Februari 2017 1:00 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Anak-anak terlihat berenang saat terjadi banjir. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Anak-anak terlihat berenang saat terjadi banjir. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Jakarta kebanjiran, di Bogor angin ngamuk.
Penggalan lagu Benyamin Sueb mengingatkan Jakarta menjadi langganan banjir tiap tahunnya. Dalam lima tahun terakhir, tahun 2013 merupakan tahun terparah Jakarta dilanda banjir menurut BPBD Jakarta. Hal ini dilihat dari lima indikator; lama genangan (hari), ketinggian air (cm), kecamatan terdampak, jumlah pengungsi serta korban jiwa.
ADVERTISEMENT
Lama genangan banjir tahun 2013 berlangsung selama 15 hari dengan ketinggian air tertinggi yaitu 400 cm. Sedangkan jumlah pengungsi sebanyak 228.742 dan memakan korban jiwa sebanyak 38 orang. Akan tetapi, jumlah kecamatan terdampak tidak tercantum dalam data BPBD Jakarta.
Dari tahun ke tahun, banjir Jakarta semakin menyusut. Tahun 2014, lama genangan banjir menurun menjadi 20 hari. Pada 2015, lama genangan banjir menjadi 7 hari. Di tahun berikutnya, lama genangan hanya 2 hari. Sedangkan di tahun ini, genangan banjir cepat surut.
Jumlah pengungsi dari tahun ke tahun juga semakin menurun. Di tahun 2014, jumlah pengungsi banjir sebanyak 167.727. Tahun berikutnya, jumlah pengungsi menurun drastis menjadi 45.813. Pada 2016, jumlah pengungsi sebesar 7.760. Sedangkan di tahun ini yaitu hanya 1.613 pengungsi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, korban jiwa turut menurun dari tahun ke tahun. Tahun 2014 memakan korban sebanyak 23 orang. Di tahun selanjutnya, jumlah korban banjir hanya 5 orang. Pada 2016 dan 2017, banjir memakan 2 korban jiwa.
Pengedara sepeda motor melintasi jalan banjir. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pengedara sepeda motor melintasi jalan banjir. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Namun, ketinggian banjir dan kecamatan terdampak mengalami fluktuatif. Tahun 2014, ketinggian banjir tertinggi sama dengan tahun 2013 yaitu 400 cm. Di tahun selanjutnya, ketinggian banjir turun 100 cm menjadi 300 cm. Tahun 2016, ketinggian banjir naik lagi menjadi 360 cm. Akan tetapi, di tahun ini, ketinggian banjir tertinggi yaitu 150 cm.
Kecamatan terdampak paling banyak dialami tahun 2016, yakni 156 kecamatan, disusul tahun 2014 yaitu 107 kecamatan dan tahun 2015 sebanyak 89 kecamatan. Sedangkan tahun 2017 merupakan tahun terendah yaitu 23 kecamatan.
ADVERTISEMENT