Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.3
19 Ramadhan 1446 HRabu, 19 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Taiwan Cabut Visa Influencer China yang Dukung Unifikasi Taiwan-China
18 Maret 2025 15:53 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Influencer China yang tinggal di Taiwan diminta untuk segera meninggalkan wilayah itu dalam beberapa hari ke depan atau terancam dideportasi. Perintah itu dikeluarkan otoritas Taiwan setelah influencer itu mendukung gagasan China mengambil alih Taiwan secara paksa.
ADVERTISEMENT
Langkah itu diambil saat tensi antara kedua itu meningkat dan meningkatnya kecurigaan terhadap operasi pengaruh China di Taiwan.
"Perilakunya yang mendukung penghilangan kedaulatan Taiwan tidak ditoleransi oleh warga Taiwan," kata Badan Imigrasi Nasional Taiwan (NIA) yang telah mencabut visa influencer itu, dikutip dari BBC, Selasa (18/3).
Influencer itu diidentifikasi dengan nama belakang Liu, yang pindah dari China ke Taiwan dengan visa tanggungan setelah menikah dengan pria Taiwan.
Media lokal melaporkan, Liu memiliki waktu hingga 24 Maret untuk meninggalkan Taiwan sebelum dideportasi paksa. NIA juga mengatakan, Liu tidak dapat mengajukan visa tanggungan lagi selama 5 tahun ke depan.
Liu yang dikenal di media sosial sebagai yaya di Taiwan secara rutin mengunggah video komentar pro Beijing bersama putrinya yang masih kecil.
ADVERTISEMENT
Dalam video itu, Liu menyebut Taiwan sebagai 'pulau Taiwan' dan menggaungkan narasi China bahwa Taiwan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari China.
China mengeklaim Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri sebagai bagian dari teritorinya dan tidak mengesampingkan akan menggunakan kekerasan untuk mengambil Taiwan. Namun, Taiwan menganggap negaranya berbeda dari China.
"Unifikasi penuh tanah air merupakan suatu keharusan, terlepas dari apa yang warga Taiwan inginkan," kata Liu dalam salah satu videonya di Douyin, TikTok versi China. Dia memiliki 480 ribu pengikut.
Karena kritik terhadap videonya meningkat, Liu memposting di Douyin pada Februari bahwa dia tidak akan mundur.
Liu kemudian mencoba mempromosikan hal yang baik dari kedua pihak melalui video-videonya dan menghilangkan jurang pemisah antar-rakyat.
ADVERTISEMENT
"Saya hanya menganalisis secara objektif dan membagikan pandangan saya. Mereka yang mendorong kemerdekaan Taiwan adalah mereka yang menyebabkan kerusakan nyata bagi masyarakat Taiwan," katanya.
Menteri Dalam Negeri Taiwan Liu Shyh-fang mengkritik pernyataan Liu dan mengatakan kebebasan berpendapat bukanlah alasan untuk menyerukan invasi ke Taiwan.
Liu salah satu di antara 360 ribu warga China yang menikah dengan warga Taiwan dan tinggal di sana. Aktivitas pernikahan antara warga China dengan warga Taiwan semakin diawasi di tengah meningkatnya ketegangan kedua negara.
Presiden Taiwan Lai Ching-te menyerukan kontrol yang lebih ketat terhadap pertukaran lintas negara yang oleh China dinilai menciptakan perpecahan internal di Taiwan.