Taiwan: China Blokade Laut dan Udara, Jegal Pelayaran Internasional

5 Agustus 2022 11:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Angkatan Darat di bawah Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) melakukan latihan tembakan langsung jarak jauh ke Selat Taiwan, dari lokasi yang dirahasiakan dalam selebaran ini yang dirilis pada 4 Agustus 2022. Foto: Komando Teater Timur/Handout via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Angkatan Darat di bawah Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) melakukan latihan tembakan langsung jarak jauh ke Selat Taiwan, dari lokasi yang dirahasiakan dalam selebaran ini yang dirilis pada 4 Agustus 2022. Foto: Komando Teater Timur/Handout via REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kantor Dagang dan Ekonomi Taipei (TETO) mengatakan pada Jumat (5/8/2022), latihan militer yang diluncurkan oleh China telah merambah hingga ke wilayah Taiwan.
ADVERTISEMENT
Tentara Pembebasan Rakyat (TPR) meluncurkan latihan militer pada 4-7 Agustus. Aktivitas tersebut berlangsung di sejumlah titik dalam zona yang mengelilingi Taiwan.
China memilih enam area utama di sekitar Taiwan. TETO menerangkan, China menggelar tembakan langsung di sisi utara, timur laut, barat laut, timur, selatan, dan barat daya.
Lokasi latihan hanya berjarak sekitar 20 kilometer dari pantai pulau itu. Kegiatan militer bahkan melibatkan penembakan peluru jarak jauh di Selat Taiwan.
Formasi Angkatan Laut China, selama latihan militer di Laut China Selatan. Foto: STR/AFP
Melintasi jalur pelayaran penting, perairan itu memisahkan Taiwan dari Provinsi Fujian di China. Alhasil, aksi tersebut mengganggu jalur pelayaran internasional serta pelabuhan internasional.
Otoritas China telah melarang kapal dan pesawat memasuki kawasan terkait selama latihan. Sebagai salah satu pedagang global terbesar, Taiwan akhirnya meminta kapal-kapal mencari rute alternatif.
ADVERTISEMENT
"Latihan militer ini telah memblokade laut dan udara Taiwan, mempengaruhi operasional 17 jalur pelayaran internasional dan 7 pelabuhan internasional dari Taiwan," terang pernyataan pers perwakilan TETO, John Chen, pada Jumat (5/8/2022).
"Beberapa latihan telah menginvasi perairan teritorial, wilayah berdekatan dan wilayah udara Taiwan," imbuhnya.
(kiri-kanan) John Chen, Representative Taiwan, Kepala TETO, Kao Chien Chih, Wakil Menteri, Overseas Community Affairs Council dan Chang Jui-pin, President, National Taiwan College of Performing Art (NTCPA). Foto: Andreas Gerry Tuwo/kumparan
Eskalasi tersebut menyusul kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat (AS), Nancy Pelosi. Terlepas dari peringatan China, dia mendarat di Taiwan pada Selasa (2/8/2022).
China mengeklaim pulau tersebut sebagai bagian dari wilayahnya sendiri. Beijing telah berjuang untuk mengisolasi Taiwan dari komunitas internasional.
Kedatangan seorang pejabat tinggi AS lantas memicu amarah dari China. Negara tersebut menjatuhkan berbagai hukuman sebagai tanggapan dari menangguhkan perdagangan, mempidana organisasi-organisasi terduga separatis, hingga mengadakan latihan militer.
ADVERTISEMENT
TETO menegaskan, aksi tersebut tidak hanya melanggar hak pesawat dan kapal yang menyusuri kawasan itu. China juga melakukan pelanggaran serius terhadap hukum internasional. Sehingga, pihaknya membahayakan perdamaian dan stabilitas kawasan dan Selat Taiwan.
Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu menyambut Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi di Bandara Songshan Taipei di Taipei, Taiwan, Selasa (2/8/2022). Foto: Kementerian Luar Negeri Taiwan/Handout via REUTERS
TETO merupakan kedutaan besar de facto Taiwan di Indonesia. lembaga tersebut mewakili kepentingan Taiwan di Indonesia lantaran tidak adanya hubungan diplomatik antara kedua negara.
Pihaknya memperingatkan, ketegangan terkini dapat berdampak kepada kesejahteraan diaspora Indonesia di Taiwan. TETO lantas mendesak warga Indonesia untuk turut mengecam aksi militer China.
"Saya dengan ini menyerukan kepada semua kalangan di Indonesia untuk mengutuk tindakan militer China yang merusak status quo Taiwan dan mengancam perdamaian dan stabilitas regional, serta menuntut China untuk segera menghentikan semua provokasi militer," seru Chen.
ADVERTISEMENT
"Saya juga mengimbau kepada seluruh kalangan masyarakat di Indonesia untuk terus menunjukkan solidaritas dengan Taiwan sebagai sesama negara demokrasi, untuk bersama-sama mempertahankan nilai-nilai demokrasi dan menjaga perdamaian dan stabilitas tatanan internasional," lanjutnya.