Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Tak Ada Jaminan Tahanan Palestina Dibebaskan Israel Tidak Ditangkap Lagi
20 Januari 2025 13:06 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas yang dimulai pada Minggu (19/1) membawa harapan bagi banyak keluarga Palestina. Namun, bagi sebagian tahanan, kebebasan bisa jadi hanya sementara.
ADVERTISEMENT
Dalam sejarah pertukaran tahanan antara Israel dan Palestina, banyak yang dibebaskan tapi ditangkap kembali di kemudian hari.
Salah satu contoh paling dikenal adalah Nael al-Barghouti, warga Palestina yang dibebaskan pada 2011 setelah 34 tahun di penjara. Ia bebas sebagai bagian dari pertukaran tentara Israel Gilad Shalit dengan Hamas.
Namun, tiga tahun kemudian (2014), ia kembali ditangkap dan menghabiskan satu dekade terakhir di balik jeruji besi.
Kini, keluarganya berharap bisa menyambutnya kembali, meski tanpa jaminan bahwa ia tak akan ditangkap lagi.
Siapa Saja yang Dibebaskan?
Pada hari pertama gencatan senjata, Israel membebaskan 90 tahanan Palestina, yang semuanya adalah perempuan dan anak-anak.
Salah satu nama yang menonjol adalah Khalida Jarrar, politisi dan pemimpin Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP) di Tepi Barat.
ADVERTISEMENT
Ia telah beberapa kali dipenjara oleh Israel dengan tuduhan “hasutan” akibat pernyataan publiknya tentang pendudukan Israel.
Banyak anak-anak yang dibebaskan ditahan tanpa batas waktu atas tuduhan seperti melempar batu ke tentara Israel.
Mengutip Al Jazeera, sebagian besar tahanan ini menjalani “penahanan administratif”, kebijakan Israel yang memungkinkan mereka ditahan tanpa dakwaan atau pengadilan.
Menurut Komisi Urusan Tahanan Palestina, saat ini ada lebih dari 10 ribu warga Palestina dari Tepi Barat yang dipenjara oleh Israel. Sementara jumlah tahanan dari Jalur Gaza yang ditangkap selama perang belum diketahui.
Gencatan Senjata dan Harapan yang Rapuh
Malam pertama gencatan senjata di Gaza memberikan jeda langka bagi warganya.
Untuk pertama kalinya dalam lebih dari setahun, mereka tidur tanpa takut bom menghantam rumah atau kamp pengungsian mereka.
ADVERTISEMENT
Meski ada kekhawatiran di pagi hari akibat penundaan gencatan senjata, pada pukul 11.30 waktu setempat, ketika jeda perang resmi dimulai, kelegaan terasa di seluruh Gaza.
Kini warga mulai beranjak dari tempat pengungsian dan kembali ke lingkungan lama mereka, mencari sisa-sisa rumah yang pernah mereka tinggali.
Sayangnya, yang banyak mereka temukan hanyalah reruntuhan. Lima belas bulan perang telah mengubah banyak bagian Gaza menjadi puing-puing, jalanan tak lagi bisa dikenali, bangunan yang dulu berdiri pun kini lenyap.
Gencatan senjata ini dijadwalkan berlangsung selama 42 hari, dengan total 33 tawanan Israel dibebaskan dari Gaza dan ratusan tahanan Palestina dilepaskan oleh Israel.
Militer Israel juga diminta menarik pasukannya ke zona buffer di dalam Gaza, memungkinkan warga Palestina yang mengungsi untuk kembali ke rumah mereka—jika masih ada yang tersisa.
ADVERTISEMENT
Live Update