Tak Hanya BBM, Pasokan Listrik di Karimunjawa juga Sempat Bermasalah

4 Januari 2023 15:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mesin genset yang dibawa melalui Kapal KRI Makassar untuk Kepulauan Karimunjawa.  Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Mesin genset yang dibawa melalui Kapal KRI Makassar untuk Kepulauan Karimunjawa. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tak hanya stok bahan bakar minyak (BBM), pasokan listrik juga menjadi salah satu masalah yang terjadi di Kepulauan Karimunjawa, Jepara di tengah cuaca buruk yang terjadi saat ini.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah Sujarwanto mengatakan, sempat terjadi masalah di salah satu genset besar yang menyebabkan listrik padam 1 hari.
"Jadi ceritanya 1 hari padam kemarin, karena genset besar yang ada di Karimunjawa mati. Kan masih andalkan PLTD. Nah cadangannya ada yang error juga. Jadi seharian membenahi (memperbaiki)," ujar Surjawanto di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Rabu (4/1)
Ia menjelaskan, stok bahan bakar untuk mesin genset masih aman hingga 32 hari ke depan. Namun, karena terjadi masalah akhrinya dikirimkan 5 unit genset statis dan 2 unit genset crane. Genset itu akan diangkut menggunakan kapal perang KRI Makassar - 590, besok.
"Tapi daripada genset mati kembali, dan SPBU tidak bisa jualan juga. Jadi hari ini kita datangkan genset agar untuk backup. Kemudian untuk Pulau Parang, PLN juga sudah ambil alih, tapi basicnya tenaga surya jadi agak aman," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Ia juga menyebut, stok BBM di Karimunjawa sudah memasuki fase deadstock, artinya tidak bisa dijual untuk umum.
"Yang krusial bukan pangan tapi BBM. Sampai 29 Desember kemarin yang tersisa hanya Dexlite, yang lain deadstock, tidak bisa dijual lagi," imbuh dia.
Ia berharap pengiriman BBM, genset dan kebutuhan lain oleh KRI Makassar - 590 besok cukup hingga beberapa hari ke depan.
"Diharapkan yang dari sini bisa untuk bertahan 15 hari sejak tiba. Semoga setelah ini tangker reguler bisa dikirim. Sebenarnya Pertamina ada tangker reguler, tapi tidak diizinkan berlayar karena gelombang tinggi," kata dia.