Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Tak Hanya Bumame, Antrean Mengular Tes PCR Juga Terjadi di FastLab
2 Februari 2022 16:44 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kasus corona varian Omicron terus melesat naik selama 3 pekan terakhir. Hal tersebut berdampak ke meluasnya antrean tes PCR di lab-lab Jakarta.
ADVERTISEMENT
Oleh karenanya, banyak lokasi Swab PCR yang didatangi masyarakat untuk mengecek kondisi terkini kesehatannya. Salah satunya lokasi Swab PCR FastLab di sebuah kawasan di Jakarta Selatan.
Dari pantauan kumparan pada Rabu (2/2), tempat ini terbilang cukup ramai. Kesibukan terlihat di loket pendaftaran.
Sejumlah orang mengantre untuk mendaftar Swab PCR. Pendaftarannya dilakukan secara daring melalui ponsel masing-masing.
Di depan loket pendaftaran terlihat ada 2 orang petugas yang menggunakan APD lengkap. Mereka membantu masyarakat yang hendak mendaftar.
Tak jauh dari situ, ada 2 buah loket untuk pengetesan. Petugas melakukannya dari dalam ruangan, sementara pasien berada di luar. Hanya tangan petugas yang keluar dari kaca untuk menjangkau pasien yang hendak di Swab.
Lokasi Swab PCR tersebut berada di jalan yanv relatif sempit. Hanya muat untuk 2 mobil berpapasan.
ADVERTISEMENT
Banyak warga yang membawa kendaraan roda empat yang memarkirkannya di pinggir jalan. Hal tersebut membuat arus lalu lintas di depan lokasi tes tersendat.
Ini berarti serupa dengan apa yang terjadi di Bumame Lab, Jakarta Selatan. Mobil-mobil mengantre untuk tes PCR drive thru.
Selama 3 pekan terakhir kasus penularan varian Omicron terus meningkat tajam. Pada Selasa (1/2), tercatat persentase peningkatan mencapai 910%.
Di Jakarta sendiri, hingga Senin (31/1) lalu, sudah ada 72 kasus kematian akibat Omicron. Hal ini membuat Presiden Jokowi meminta warganya untuk berhati-hati.
"Hati-hati, saya ingin menegaskan kehati-hatian kita karena kasus aktif naik 910% dari yang sebelumnya 6.108 kasus di tanggal 9 Januari 2022, kemudian menjadi 61.718 kasus di 30 Januari 2022," kata Jokowi dalam rapat terbatas bersama menteri, seperti dalam transkrip yang diunggah situs Seskab, Selasa (1/2).