Tak Ingin Ada Kekerasan Atas Nama Agama, Mahfud MD Cerita soal Film PK

10 Januari 2020 23:38 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Polhukam, Mahfud MD, saat ditemui di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (5/11/2019). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Polhukam, Mahfud MD, saat ditemui di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (5/11/2019). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Menko Polhukam Mahfud MD menghadiri perayaan Natal kebangsaan yang digelar di Hanggar Korps Brimob, Depok, Jawa Barat, Jumat (9/1) malam. Dalam kesempatan tersebut, Mahfud diminta memberikan pesan kebangsaan kepada para hadirin.
ADVERTISEMENT
Mahfud mengatakan, semua agama selalu mengajarkan untuk saling mengasihi dan memupuk persaudaraan
"Mari pesan Natal malam hari ini kita hayati bahwa saling mengasihi sesama manusia itu pesan semua agama," ujar Mahfud.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu meminta tidak ada lagi kekerasan yang mengatasnamakan agama. Ia kemudian mengutip cerita dari film Bollywood berjudul 'PK'.
"Saya pernah nonton film India, judulnya PK. Diceritakan tuh begini antara lain, seorang tokoh agama (mengatakan) mari kita melaksanakan perintah agama. Agama itu diturunkan oleh Tuhan yang maha kuasa, maha segala, membuat dan merawat alam semesta ini," tutur Mahfud.
Menkonpolhukam Mahfud MD dalam perayaan natal kebangsaan di Hanggar Korps Brimob, Jumat (9/1). Foto: Maulana Ramadhan/kumparan
Mahfud menuturkan, dalam film tersebut, sang tokoh agama percaya Tuhan Maha Mengetahui atas segala apa yang terjadi. Namun, lanjut Mahfud, dalam film tersebut, dikisahkan juga orang-orang yang mau membela Tuhan, namun berlaku keras pada orang lain.
ADVERTISEMENT
"Nah, baru saja bilang Tuhan Maha Kuasa, dia mau membela. Sehingga diketawain, gimana Tuhan Yang Maha Kuasa itu mau dibela oleh beberapa orang yang kecil," tutur Mahfud.
"Oleh sebab itu, tidak boleh kita mengatakan membela Tuhan tapi marah-marah pada orang lain. Karena Tuhan bisa membela dirinya sendiri kalau mau," sambungnya.
Mahfud MD dan Kepala Bakamla Taufiq di kantor Bakamla, Senin (30/12). Foto: Abyan Faisal Putratama/kumparan
Lebih lanjut, Mahfud mengatakan, perbedaan yang ada di Indonesia merupakan kuasa Tuhan. Oleh sebab itu, ia meminta masyarakat untuk tidak lagi terjebak dalam perdebatan berbasis suku maupun agama.
"Itu yang mendasari filosofi para pendiri negara kita. Bersatu dalam perbedaan, Bhinneka Tunggal Ika. Sehingga mari kita mengambil hikmah natal ini, saling mengasihi kita semua bersaudara," pungkasnya.
Selain Mahfud, acara ini turut dihadiri Komandan Brimob Irjen Anang Revandoko. Perayaan natal ini juga dimeriahkan oleh pertunjukan musik kedaerahan.
ADVERTISEMENT
Sebagai informasi, film PK atau PeeKay adalah film drama komedi satir India pada 2014. Film ini disutradarai Rajkumar Hirani dengan dibintangi Aamir Khan dan Anushka Sharma.
Film ini bercerita tentang alien yang datang ke bumi untuk misi penelitian. Dia berteman dengan seorang wartawan televisi yang selalu bertanya tentang dogma agama dan takhayul.
Dalam salah satu scene, diceritakan alien yang disebut sebagai PK (Aamir Khan) kehilangan sebuah benda berupa remote. Penduduk India pun menjelaskan kepada PK bahwa hanya Tuhan yang dapat membantunya mencari remote itu.
PK pun mencoba untuk menemukan Tuhan, tetapi bingung dengan berbagai agama dan tradisi di India. Dia kemudian menemukan pemimpin spiritual bernama Tapasvi Maharaj (Saurabh Shukla), dan memiliki remotenya.
ADVERTISEMENT
Namun, Tapasvi secara palsu mengklaim telah mendapat benda tersebut dari Tuhan di Himalaya dan menolak untuk mengembalikan ke PK. PK pun menyimpulkan bahwa Tapasvi dan kepala agama lainnya harus memanggil Tuhan.