Tak Mau Bayar Karaoke, 4 Orang Mengaku Polisi di Semarang Mengamuk

5 September 2019 11:27 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Excellent Karaoke di Bandungan, Kabupaten Semarang usai keributan dengan empat orang yang mengaku Polisi. Foto: Afiati Tsalitsati/Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Excellent Karaoke di Bandungan, Kabupaten Semarang usai keributan dengan empat orang yang mengaku Polisi. Foto: Afiati Tsalitsati/Kumparan
ADVERTISEMENT
Empat orang yang mengaku anggota polisi dari Polda Jawa Tengah mengamuk di Excellent Karaoke Bar & Resto yang terletak di kawasan Bandungan, Kabupaten Semarang, Kamis (5/9) dini hari tadi.
ADVERTISEMENT
Satu di antara dari mereka sempat mencabut pistolnya. Sementara tanpa alasan jelas, seorang karyawan Excellent diborgol tangannya.
Peristiwa ini terjadi setelah keempat orang yang mengaku anggota polisi itu berdebat dengan manajemen karaoke tentang biaya karaoke yang terlalu mahal.
Manager Excellent Karaoke, Pristyono, mengatakan empat orang yang mengaku anggota polisi itu datang dan menyewa ruangan dengan sejumlah pemandu lagu.
Suasana Excellent Karaoke di Bandungan, Kabupaten Semarang usai keributan dengan empat orang yang mengaku Polisi. Foto: Afiati Tsalitsati/Kumparan
"Selesai karaoke, sekitar pukul 02.30 WIB, mereka ke kasir untuk bayar. Tapi ternyata uangnya kurang dan enggak mau melunasi. Alasannya pajak terlalu tinggi," ujar Pristyono, Kamis (5/9).
Keempat orang yang mengaku anggota polisi itu mempersoalkan pajak hiburan sebesar 15 persen di dalam invoice. Mereka menganggap pajak itu terlalu tinggi dan membuat harga karaoke jadi mahal.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kata Pristyono, keempat orang yang mengaku anggota polisi itu juga mempersoalkan pemandu lagu yang tak membuat mereka nyaman.
"Perdebatan terjadi, salah seorang yang kondisinya mabuk berat makin marah dan mencabut pistol. Tapi sempat dicegah teman-temannya," kata Pristyono.
Selain tak mau melunasi, mereka juga mengancam akan merazia tempat karaoke tersebut. "Salah satu karyawan juga sempat diborgol tanpa alasan yang jelas," ujar Pristyono.
Keributan semakin memanas saat manajemen meminta keempat orang itu kartu anggota Polri. Mereka semakin marah dan salah satunya mengajak duel.
"Baru reda setelah massa berdatangan," katanya.
Hingga berita ini ditulis, belum ada keterangan resmi dari kepolisian. Dir Propam Polda Jateng, Kombes Jamaludin Farti yang dikonfirmasi kumparan tak menyangkal namun mengaku belum tahu cerita lengkap soal peristiwa itu.
ADVERTISEMENT