Tak Mau Dengar Bacaan Kitab, Bocah Pasuruan Ini Gigit Telinga Teman sampai Putus

24 Agustus 2023 13:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Khoirul (13 tahun) bocah asal Kecamatan Bugul Kidul, Kota Pasuruan, daun telinganya putus akibat digigit oleh temannya. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Khoirul (13 tahun) bocah asal Kecamatan Bugul Kidul, Kota Pasuruan, daun telinganya putus akibat digigit oleh temannya. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Khoirul (13 tahun), bocah asal Kecamatan Bugul Kidul, Kota Pasuruan, daun telinganya putus akibat digigit oleh temannya yakni H.
ADVERTISEMENT
Insiden itu terjadi pada pukul 16.00 WIB, Selasa (22/8).
Plt Kasi Humas Polres Pasuruan Kota, Aipda M Junaidi, mengatakan peristiwa itu bermula saat kedua bocah tersebut tengah mengaji.
H disuruh oleh ustaz untuk membaca diba (kerap disebut "diba’an"—tradisi membaca atau melantunkan selawat kepada Nabi Muhammad yang dilakukan oleh masyarakat NU. Pembacaaan selawat dilakukan bersama secara bergantian).
Ustaz membagi bacaan tersebut kepada H dan Khoirul.
Saat akan membaca, Khoirul menyuruh H untuk mendengarkan bacaannya.
Nah, karena H tidak mau mendengarkan bacaan korban kemudian H menggigit kuping Khoirul sebelah kiri sampai putus.
Setelah itu, teman-teman mereka langsung memberi tahu ayah Khoirul bernama Sholeh bahwa telinga Khoirul putus akibat berkelahi.
"Mendengar kabar tersebut, pelapor (Sholeh) kemudian bergegas untuk melihat korban dan ternyata korban sudah dibawa di Puskesmas Bugul Kidul," kata Junaidi kepada kumparan, Kamis (24/8).
ADVERTISEMENT
Atas insiden ini, Sholeh melaporkan H ke Polres Pasuruan Kota. Dan saat ini kasusnya ditangani oleh unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Pasuruan Kota.
Sementara itu, Kanit PPA Satreskrim Polres Pasuruan Kota, Aipda Deni Wahyu Pramindarko, menyampaikan pihaknya tengah memanggil para saksi untuk memberikan keterangan.
"Perkembangan masih dilakukan proses sidik, tahap pemeriksaan korban, dan pemanggilan saksi-saksi yang tahu," kata Deni.
"Sambil kita koordinasi sama Balai Pemasyarakatan terkait pengumpulan data terhadap pelaku dan keluarganya," ujar Deni.