Tak Mau Masyarakat Batola Ragu, Risma Langsung Minum Air dari Instalasi

12 Juni 2024 2:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mensos Tri Rismaharini hadir saat bakti sosial di Desa Sungai Pitung, Batola, Selasa (11/6/2024). Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mensos Tri Rismaharini hadir saat bakti sosial di Desa Sungai Pitung, Batola, Selasa (11/6/2024). Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mensos Risma tak mau masyarakat ragu dengan kehigienisan air olahan melalui instalasi air siap minum yang dibangun Kemensos. Risma membuktikan langsung dengan meminum air tersebut di hadapan para warga yang hadir saat bakti sosial di Desa Sungai Pitung, Batola, Kalimantan Selatan, Selasa (11/6).
ADVERTISEMENT
“Alat ini harganya mahal karena sambungan pipa-pipanya harus steril. Jadi [ngambil air minum] di sini saja. Jadi kalau bapak ibu mau ngambil air yang siap minum bisa diambil di sini,” ujar Risma kepada warga.
“Nanti bawa galon biasanya. Yang saya temui di Sintang itu mereka bawa galon kemudian dibawa pulang ke rumah jadi nggak perlu masak lagi kalau dari sini. Ini saya minum. Bismillah,” ucapnya sambil meminum air yang sudah dituang di gelas.
Kendati untuk air siap minum sudah dapat dinikmati masyarakat Desa Sungai Pitung, namun untuk air bersih biasa masih belum dapat didistribusikan.
Mensos Tri Rismaharini hadir saat bakti sosial di Desa Sungai Pitung, Batola, Selasa (11/6/2024). Foto: kumparan
“Kita belum alirkan karena ini saya datang keburu-buru. Ini memang belum selesai. Karena saya buru-buru bukan hanya masalah air, tapi masalah kusta, ODGJ banyak juga di sini, jadi saya nangani itu dan pengobatan,” jelas Mantan Wali Kota Surabaya itu.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Risma mengatakan memilih Batola menjadi lokasi bakti sosial lantaran mendapat laporan persoalan air bersih, penyakit kusta, ODGJ, termasuk permasalahan kekurangan gizi.
“Ke sini karena ada staf saya yang dia 21 tahun di sini dia nyampaikan banyak saudara kita yang terkena kusta. Oke kita putuskan buat program ini. Masalahnya apa? Dia nyampaikan, bu masalahnya kayanya air. Saya suruh staf saya yang biasa nangani air berangkat duluan,” kata Risma kepada wartawan.
Risma mengakui bahwa program yang dijalankan tersebut memang belum maksimal. Sehingga dia datang bukan untuk meresmikan. Tapi untuk menangkap apa permasalahan yang sebenarnya terjadi. Terutama masalah penyakit kusta.
Mensos Tri Rismaharini hadir saat bakti sosial di Desa Sungai Pitung, Batola, Selasa (11/6/2024). Foto: kumparan
“Dari situ kita ada ide bagaimana berbuat. Karena rata-rata yang terkena kusta itu salah satu penyebabnya gizinya kurang bagus, sehingga dia rentan untuk itu. Selain ada penularan cara lain,” jelas Risma.
ADVERTISEMENT
Risma juga mendapat laporan bahwa semua aktivitas masyarakat setempat selalu bergantung dengan air. Termasuk untuk dikonsumsi. Padahal PH air di wilayah itu sangat rendah.
“Ada PH-nya cuma empat. Sehingga kurang dari standar enam sampai tujuh. Nah kita naikkan PH-nya kita treatment. Di sini kita berikan disinfektan supaya bakterinya bisa mati,” bebernya.
Lebih jauh dijelaskan Risma, untuk instalasi air siap minum juga menggunakan solar cell. Di mana proses produksi rata-rata mampu dihasilkan sebanyak 1,5 liter per detik.
Menteri Sosial Tri Rismaharini melakukan kunjungan kerja ke di Desa Sungai Pitung, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan (Kalsel), Selasa (11/6/2024). Foto: kumparan
“Ternyata setelah kita survei di sini ODGJ-nya juga banyak yang dipasung. Oleh karena itu dari kemarin kita bebaskan dan sampai hari ini ada 11 yang dibebaskan dari pasung dan besok ada dua,” sambungnya.
Sementara itu, PJ Bupati Batola, Mujiat, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut menyambut positif kedatangan Mensos Risma yang ke daerahnya. Mujiat pun berjanji apa yang menjadi arahan dari Risma akan ditindak lanjuti.
ADVERTISEMENT
“Kami berencana membuat embung air bersih di daerah sini. Tanahnya akan kita anggarkan di perubahan nanti,” katanya.
Sementara untuk persoalan ODGJ, kata Mujiat, sesuai arahan Mensos pihaknya juga akan melakukan penjemputan untuk menjalani pengobatan, dan tak ada lagi yang dipasung.
“Petugas puskesmas akan melakukan pengobatan setiap bulan dan selalu kita kontrol. Supaya ODGJ turun,” jelasnya.