Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Tak Patuhi Perintah, Aplikasi Telegram Diblokir Pemerintah Rusia
17 April 2018 2:19 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
Rusia mulai memblokir aplikasi layanan pesan Telegram mulai Senin (16/4). Pemblokiran ini menyusul perintah yang dilakukan oleh Pengadilan Rusia pada Jumat (13/4), setelah mereka melanggar aturan dengan tidak memberikan akses percakapan penggunanya kepada Badan Keamanan Negara.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, Layanan Federal untuk Pengawasan Komunikasi, Teknologi Informasi, dan Media Massa Rusia atau Roskomnadzor menyebut telah memberikan pemberitahuan ke perusahaan Telegram di Rusia.
Seorang pejabat Roskomnadzor mengatakan, mereka membutuhkan waktu beberapa jam untuk merampungkan pemblokiran Telegram. Namun, hingga Senin sore waktu setempat, aplikasi tersebut masih berjalan normal.
Sedangkan dua operator layanan seluler Rusia, MTS dan Megafon, telah melakukan pemblokiran Telegram.
Pemblokiran Telegram dilakukan karena mereka telah berulang kali menolak untuk memenuhi permintaan untuk memberikan akses percakapan penggunanya kepada Badan Keamanan Negara Rusia. Padahal, mereka perlu akses untuk menghindari berbagai ancaman keamanan, misal serangan teroris.
Namun, pemblokiran ini mendapat komentar dari CEO Telegram Pavel Durov. Ia mengatakan, larangan itu akan mengancam 15 juta orang Rusia dan sekalipun tidak dapat meningkatkan keamanan Rusia.
“Ancaman teroris di Rusia akan tetap pada tingkatan yang sama, karena ekstremis akan terus menggunakan saluran komunikasi terenskripsi, atau melalui VPN,” kata Pavel.
ADVERTISEMENT
“Kami menganggap keputusan pelarangan sebagai anti konstitusional dan akan berlanjut untuk membela hak korespondensi rahasia bagi Rusia,” tambah dia.
Rusia sendiri merupakan negara pendiri Telegram. Dan saat ini, Telegram sudah memiliki 200 juta pengguna di seluruh dunia, dan menempati posisi ke sembilan sebagai aplikasi pesan paling populer.
Telegram menjadi populer dan kerap digunakan Kremlim untuk melakukan conference call dengan juru bicara Presiden Vladimir Putin. Selain itu, mereka juga memanfaatkanya untuk berkomunikasi dengan wartawan.