Taliban Larang Perempuan Kuliah, 19 Dokter Terbang ke Skotlandia Lanjut Sekolah

21 Agustus 2024 15:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembela hak-hak perempuan Afghanistan dan aktivis sipil protes untuk menyerukan kepada Taliban untuk pelestarian prestasi dan pendidikan mereka, di depan istana kepresidenan di Kabul, Afghanistan, Jumat (3/9). Foto: Stringer/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pembela hak-hak perempuan Afghanistan dan aktivis sipil protes untuk menyerukan kepada Taliban untuk pelestarian prestasi dan pendidikan mereka, di depan istana kepresidenan di Kabul, Afghanistan, Jumat (3/9). Foto: Stringer/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sekelompok dokter perempuan asal Afghanistan tiba di Edinburgh, Skotlandia, untuk menyelesaikan pendidikan kedokteran mereka setelah dipaksa berhenti oleh pemerintah Afghanistan yang saat ini dikuasai Taliban.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 19 dokter perempuan tiba di Inggris pada Selasa (20/8) berkat kerja sama Linda Norgrove Foundation yang berkolaborasi dengan pemerintah Inggris dan Skotlandia.
Yayasan ini diinisiasi oleh orang tua Linda Norgrove, seorang pekerja amal asal Skotlandia yang tewas dalam upaya penyelamatan pasukan khusus AS pada 2010.
Mereka diberi tempat di empat sekolah kedokteran di Skotlandia, setelah perubahan undang-undang yang memungkinkan mereka mendapatkan biaya kuliah gratis sebagai mahasiswa dalam negeri.
Di Afghanistan, para perempuan ini dikurung di rumah karena khawatir akan keselamatan mereka setelah Taliban kembali berkuasa.
Wanita Afghanistan meneriakkan slogan-slogan selama protes di Kabul. Foto: REUTERS/Ali Khara
Yayasan tersebut mengatur perjalanan, visa, serta berbagai persyaratan lainnya untuk memastikan mereka bisa melanjutkan studi di Inggris. Seluruh proses ini menghabiskan biaya sekitar 60.000 poundsterling.
ADVERTISEMENT
Salah satu mahasiswi, Omulbanin Sultani, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada keluarga Norgrove yang telah mendukung mereka selama tiga tahun terakhir.
"Saya merasa sangat bangga dan gembira bisa berada di sini hari ini," katanya, seperti dikutip dari Guardian.
Sementara itu, Zahra Hussaini (19 tahun), mahasiswi lainnya, mengungkapkan harapannya untuk kembali ke Afghanistan setelah menyelesaikan studinya dengan aman.
John Norgrove menyambut baik kerja sama antara pemerintah Inggris dan Skotlandia yang telah memberikan kesempatan bagi 19 perempuan muda ini untuk mendapatkan kembali masa depan mereka melalui pendidikan dan karier yang luar biasa.