Taliban Wajibkan PNS Afghanistan Untuk Tumbuhkan Jenggot

28 Maret 2022 19:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Taliban. Foto: Zohra Bensemra/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Taliban. Foto: Zohra Bensemra/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Taliban telah memerintahkan semua PNS Afghanistan untuk menumbuhkan jenggot dan mematuhi aturan berpakaian. PNS yang tidak memenuhi ketentuan ini akan terancam dipecat dari posisi mereka.
ADVERTISEMENT
Beberapa sumber mengatakan pada Reuters, perwakilan dari Kementerian Penyebaran Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan berpatroli di pintu masuk kantor pemerintah pada hari Senin (28/3) untuk memeriksa apakah karyawan mematuhi aturan baru.
PNS diinstruksikan untuk tidak mencukur jenggot dan mengenakan pakaian lokal yang terdiri dari atasan dan celana panjang yang longgar. Mereka juga diwajibkan mengenakan topi atau sorban.
Delegasi Taliban. Foto: KARIM JAAFAR / AFP
Pegawai yang tidak memenuhi ketentuan berpakaian tidak akan diizinkan untuk memasuki kantor dan pada akhirnya mereka akan diberhentikan.
Pekan lalu, Taliban melarang perempuan untuk naik pesawat tanpa didampingi laki-laki. Mereka juga gagal memenuhi janji untuk membuka sekolah bagi perempuan.
Pada Minggu itu memerintahkan taman untuk dipisahkan berdasarkan jenis kelamin, dengan perempuan diizinkan masuk tiga hari seminggu.
Delegasi Taliban, Shahabuddin Delawar dan Khairullah Khairkhwa tiba untuk bertemu dengan delegasi AS dan Eropa di Doha, Qatar. Foto: STR/REUTERS
Sementara, laki-laki diizinkan masuk pada empat hari lainnya, termasuk akhir pekan. Hal ini berarti pasangan yang sudah menikah dan keluarga tidak dapat berkunjung bersama.
ADVERTISEMENT
Pemerintahan Taliban telah menuai kritik di dalam dan luar negeri akibat interpretasi garis keras mereka atas syariah. Sejak mengambil alih pemerintahan Afghanistan pada Agustus 2021, Taliban berkomitmen untuk mengatur Afghanistan dengan hukum yang sesuai syariah dan adat Afghanistan.
Penulis: Airin Sukono