Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
"Taman Jomblo" sepertinya sedang tren. Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, juga tengah membangun "taman jomblo". Taman ini dihajatkan sebagai tempat interaksi bagi para pemuda dan pemudi yang belum memiliki calon pasangan alias "jomblo".
ADVERTISEMENT
"'Taman Jomblo' ini akan kami bangun di utara Jembatan Udayana sebelah timur yang saat ini merupakan lahan kosong dan digunakan untuk anak-anak bermain sepeda BMX," kata Kepala Dinas Pertamanan Kota Mataram, HM Kemal Islam, seperti dikutip dari Antara, Rabu (3/5).
Menurut dia, luas lahan "taman jomblo" itu sekitar 25 are, namun karena kondisi lahan tidak rata maka terlebih dahulu diuruk agar rata dengan Jalan Udayana. Sementara untuk areal bermain sepeda BMX akan dialihkan ke belakang tugu Bumi Gora.
Ia mengatakan, "Taman Jomblo" itu nanti akan dibuat lebih spesifik dan dilengkapi dengan fasilitas jaringan internet gratis. Total anggaran untuk membangun taman ini adalah Rp 600 juta.
Selain itu, akan diperbanyak penyediaan tempat duduk dan lampu penerang guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, termasuk menyiagakan petugas khusus.
ADVERTISEMENT
"Harapan kami, 'Taman Jomblo' ini bisa ajang jodoh bagi para pemuda dan pemudi, seperti yang ada di daerah-daerah lain," katanya.
Namun, rencana membangun taman itu tidaklah mulus. Akhir-akhir ini rencana "Taman Jomblo" diributkan oleh masyarakat sekitar dan netizen di media sosial. Perdebatannya tidak terkait masalah proses pembangunannya, tetapi terhadap nama taman tersebut, karena nama Taman Jomblo dinilai kurang mengarah kepada motto Kota Mataram, yakni Maju, Religius dan Berbudaya.
Ada pihak yang merasa nama “jomblo” bermakna negatif yakni gadis tua yang belum menikah atau tidak memiliki pasangan. Istilah ini berasal dari kata jomlo yang konon berasal dari Bahasa Sunda.
Menurut Kemal, sejak melontarkan rencana pembangunan "Taman Jomblo" pada akhir tahun 2016, pihaknya banyak mendapat masukan dari berbagai pihak terutama dari tokoh agama dan tokoh budaya.
ADVERTISEMENT
Masukan yang disampaikan masyarakat adalah menyarankan agar Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Mataram mengubah nama Taman Jomblo tersebut dengan nama yang lebih religius dan berbudaya.
“Para tokoh agama dan tokon budaya menilai kalau namanya "Taman Jomblo" kesannya kurang baik dan ada sedikit unsur porno. Ini masukan yang bagus, dan untungnya kita belum mulai membangun,” sebut Kemal.