Tambang Emas di Mali Runtuh, Lebih dari 70 Penambang Tradisional Tewas

26 Januari 2024 1:25 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tambang emas. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tambang emas. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Insiden mematikan terjadi di sebuah tambang emas ilegal di Kangaba Cercle, Wilayah Koulikoro, yang terletak di sebelah barat daya Mali. Dilansir Reuters, berdasarkan data pada Kamis (25/1) waktu setempat, setidaknya sudah ada 70 orang penambang yang ditemukan tewas akibat kejadian ini.
ADVERTISEMENT
Menurut Kepala Kamar Tambang Mali, kecelakaan ini terjadi pada Jumat pekan lalu. Saat itu, sebuah terowongan yang berada di lokasi pertambangan emas tradisional di Kangaba tiba-tiba saja runtuh.
Pemerintah Mali pun berusaha mengevakuasi korban yang terjebak di dalamnya. Pada Rabu (24/1), Kementerian Pertambangan menemukan ada 30 orang yang tewas di dalam tambang tersebut. Angka itu kemudian melonjak lebih dari dua kali lipat dalam sehari.
"Korban tewas di kecelakaan ini telah meningkat menjadi lebih dari 70 orang, termasuk seorang wanita," kata Presiden Organisasi Pertambangan Mali, Abdoulaye Pona, dilansir Reuters, Jumat (26/1).
Kepada Reuters, juru bicara Kementerian Pertambangan, Baye Coulibaly, menyebut para penampang ilegal itu sedang melakukan penggalian di situs yang izin eksplorasinya dipegang oleh Toubani Resources TRE.AX.
ADVERTISEMENT
Perusahaan Toubani itu menyebut, mereka tak melakukan kegiatan pengeboran apa pun di wilayah konsesi proyek emas Kobada itu. Kecelakaan ini juga tak mempengaruhi operasi bisnis perusahaan Toubani.
Selama beberapa tahun terakhir, kegiatan penambangan tradisional terus meningkat di sebagian besar wilayah Afrika Barat. Hal ini, salah satunya, disebabkan oleh meningkatnya permintaan dan kenaikan harga logam.
Kenaikan kegiatan ini juga meningkatkan kasus kecelakaan pertambangan. Sebab biasanya para penambang tradisional tak menggunakan metode penggalian sesuai dengan aturan.