Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Tanah Abang Sepi, DPRD DKI Dorong Pemerintah Segera Atur Regulasi TikTok Shop
23 September 2023 11:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Pasar Tanah Abang belakangan disorot karena semakin sepi pembeli. Hal ini merupakan imbas dari ramainya fenomena platform belanja online, di antaranya TikTok Shop yang memudahkan pembeli melihat barang dagangan lewat live dengan harga terjangkau.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Komisi B DPRD DKI Jakarta Wa Ode Herlina meminta pemerintah segera menyiapkan dan mengeluarkan aturan penjualan produk melalui sosial media, TikTok Shop. Sebab aktivitas jual beli di TikTok Shop juga melibatkan banyak artis dan pegiat sosial atau influencer.
Hal ini diungkap Wa Ode setelah mendengarkan langsung keluh kesah pedagang Blok A dan Blok B Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (23/9).
“Apalagi diendorse artis, harganya jatuh, bahannya import, ada bahan second juga dari luar negeri, sehingga otomatis di sini jauh menurun (omzet) sampai 70-80% karena itu,” kata Wa Ode dalam keterangannya, Sabtu (23/9).
Wa Ode melanjutkan, ia akan segera berkoordinasi dengan pemprov dan pemerintah pusat untuk menggodok regulasi berdagang online. Ia menambahkan, sepinya pembeli juga berdampak banyak pada sektor usaha lain di Tanah Abang seperti jasa angkut barang.
ADVERTISEMENT
“Porter biasanya sehari bisa 20 kali angkut, sekarang dari pagi sampai sore belum ada sama sekali. Jadi kita harapannya pemerintah segera membuat regulasi untuk melindungi pedagang khususnya pedagang lokal,” tandas politikus PDIP itu.
Saat dipantau Senin (11/9) lalu, Pusat Mode Tanah Abang tampak lengang. Pemilik toko dress JM Negozio di lantai 2, Lina, mengatakan dalam seminggu, bisa tak ada pembeli sama sekali.
"Ini toko sendiri bareng kakak. Iya benar sepi, mungkin juga karena resesi, tapi juga memang banyak sih yang live TikTok gitu," kata Lina kepada kumparan.
"Drastis, jalan kosong, toko-toko jam 2 sudah pada tutup saking sepinya," imbuh dia.
Omzetnya juga turun drastis dibandingkan tiga tahun lalu. Menurutnya pada 2020, tokonya bisa meraih ratusan juta rupiah. Kini, puluhan juta saja tak sampai.
ADVERTISEMENT
"Jauh banget sih. Ya ratusan deh, jadi nggak sampe puluhan (juta). Iya drastis sedih banget," ujarnya.