Tanaman Mangrove 'G20' di Teluk Benoa Disebut Mati Tak Terawat, PT JBT Bantah

22 Oktober 2024 13:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tanaman mangrove membentuk tulisan "G20" di Jalan Tol Bali Mandara. Foto: ANTARA/HO-Jasa Marga
zoom-in-whitePerbesar
Tanaman mangrove membentuk tulisan "G20" di Jalan Tol Bali Mandara. Foto: ANTARA/HO-Jasa Marga
ADVERTISEMENT
Kondisi tanaman mangrove bertuliskan "G20" di Teluk Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, atau tepatnya di area laut sekitar Jalan Tol Bali Mandara viral di media sosial, Selasa (22/10). Dalam video viral itu dinarasikan tanaman tersebut mati tak terawat.
ADVERTISEMENT
Tanaman mangrove ini ditanam saat Indonesia menjadi tuan rumah forum internasional G20 yang puncaknya digelar pada November 2022 di Bali.
Mangrove ditanam oleh PT Jasamarga Bali Tol (JBT). PT JBT adalah Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), pengelola Jalan Tol Bali Mandara.
Menanggapi hal ini, pihak PT JBT membantah tanaman mati karena tidak dirawat.
"Terkait tidak terawatnya itu tidak benar, kami melakukan perawatan terhadap mangrove yang kami tanam," kata Assistant Manager Risk and Quality Management & Corporate Communication PT JBT, I Wayan Purwajaya, saat dikonfirmasi.
Penanaman dan perawatan Mangrove G20. Foto: Dok. PT Jasamarga Bali Tol
Purwajaya mengatakan penanaman ini merupakan bagian dari upaya konservasi mangrove di kawasan Teluk Benoa. Lokasi mangrove ditanam di KM 3+1000 hingga 4+0000. Pemilihan lokasi ini melalui diskusi dan kolaborasi dengan ahli dan sejumlah instansi.
ADVERTISEMENT
Mangrove yang ditanam berjenis Rhizophora mucronata. Ada beberapa tantangan dalam merawat mangrove:
"Lokasi ini terpengaruh oleh gelombang laut yang kuat dan kondisi pasang surut ekstrem, yang menjadi salah satu faktor utama rendahnya tingkat kelangsungan hidup (survival rate) tanaman mangrove," katanya.
Biasanya, menurut Purwajaya, tidak semua bibit berhasil tumbuh hingga dewasa dalam satu kali penanaman, terutama di tengah gelombang laut kuat.
Ditambah lagi adanya sampah kiriman yang tersangkut pada bibit sehingga mempengaruhi tingkat kelangsungan hidup mangrove.
"Menurut berbagai sumber dengan studi kasus yang relevan, survival rate dari mangrove berjenis Rhizophora mucronata dalam kondisi alam yang ekstrem hanya 12 persen," katanya.
Penanaman dan perawatan Mangrove G20. Foto: Dok. PT Jasamarga Bali Tol

Metode guludan dan pasang jaring

Wayan mengatakan strategi penanaman sudah diterapkan untuk meningkatkan keberlangsungan hidup yakni dengan metode guludan. Guludan adalah teknik penanaman mangrove di lahan tergenang air yang dalam. Mangrove ditanam dalam kelompok dengan jarak tertentu.
ADVERTISEMENT
PT JBT juga memasang jaring pada sekeliling area guludan untuk melindungi bibit mangrove dari sampah kiriman. Purwajaya menilai potensi gagal tanaman tetap bisa terjadi karena kondisi alam.
"Meskipun metode ini telah diterapkan, survival rate mangrove tetap terpengaruh oleh kondisi alam, seperti gelombang laut yang kuat dan kondisi pasang surut ekstrem, yang menyebabkan beberapa tanaman tidak dapat bertahan," katanya.
Penanaman dan perawatan Mangrove G20. Foto: Dok. PT Jasamarga Bali Tol
Dia mengatakan, PT JBT juga melaukan penanaman mangrove di area Interchange (KM 1N + 800) Jalan Tol Bali Mandara serta di ketiga akses masuk Gerbang Tol.
Hingga saat ini, kondisi mangrove di lokasi-lokasi tersebut tumbuh baik. Ini karena tanaman mangrove di area tersebut tidak terkena dampak gelombang laut yang kuat maupun kondisi pasang surut yang ekstrem.
ADVERTISEMENT
"Kami ingin menegaskan bahwa perawatan terhadap mangrove dilakukan secara rutin dan terencana. PT Jasamarga Bali Tol berkomitmen untuk melestarikan lingkungan dan akan terus memantau serta melakukan evaluasi terhadap kondisi mangrove di sepanjang Jalan Tol Bali Mandara," katanya.