Tangan Dingin Ahok Wujudkan 182 Taman Anak

27 Januari 2017 10:33 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
RPTRA Kenanga (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
Dua orang bocah tertawa riang di atas jungkat-jungkit bermotif kayu di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kenanga, di Kelurahan Cideng, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (26/1). Seorang bocah lainnya sedang dipegangi ayahnya di atas besi bundar berwarna-warni.
ADVERTISEMENT
Lalu seketika 5 orang bocah lain berlari ke arah balai RPTRA. "Lego! Lego!" teriak seorang bocah disusul teriakan bocah lainnya sambil berlari girang.
Suasana anak bermain Lego di RPTRA Taman Kenanga (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
Mereka mencuci tangan, mengisi daftar absen, lalu mulai mengobrak-abrik lego dan menyusunnya menjadi beragam rupa mainan. Tiga bocah laki-laki membangun miniatur kota, dua bocah perempuan membangun miniatur rumah.
Lego itu adalah pemberian Ratu Denmark Margrethe II saat berkunjung pada 22 Oktober 2016. Sang Ratu diajak Gubernur DKI kala itu Ahok untuk menengok taman yang disebutnya sebagai ruang interaksi warga.
RPTRA Kenanga (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
"Kan dia (Margrethe II) baru tahu ada RPTRA waktu diminta sama PKK Provinisi, dibilang bagus," kata salah satu pengelola RPTRA Taman Kenanga, Tariah Sojo (53).
ADVERTISEMENT
RPTRA Taman Kenanga memang memiliki fasilitas yang cukup lengkap. Mulai dari permainan anak-anak seperti perosotan dan jungkat-jungkit, lapangan futsal, ruang serbaguna dan ada wifi gratis. Tak hanya fasilitas untuk anak-anak, RPTRA Taman Kenanga juga menjadi tempat pelatihan wirausaha bagi orang tua.
Ibu-ibu setempat memperoleh pelatihan kerajinan kain perca yang hasilnya dapat dijual dan jadi pemasukan mereka sendiri.
"Kain percanya itu dibuat tas. Setelah dibuat, dijual di PKK Grossmart. Ada keuntungan untuk warga juga untukPKK, pengelola mengambil 10 persen untuk kas Grossmart. Jadi itu jatuhnya pemberdayaan masyarakat," kata pengelola RPTRA lain, Yani (40).
Pemandangan yang sama terlihat di RPTRA Krendang, Tambora, Jakarta Barat. Meski tak seluas RPTRA Taman Kenanga, namun 4 siswa perempuan sangat menikmati buku-buku yang ada di perpustakaan RPTRA Krendang.
ADVERTISEMENT
Perpustakaan RPTRA Krendang (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
"Ada kegiatan dari warga, marawis, teater. Kalau marawis seminggu dua kali, teater seminggu sekali, kasidah seminggu dua kali," kata pengelola RPTRA Nunung.
Demi menjaga kenyamanan dan keamanan berkegiatan, RPTRA Krendang dipasang CCTV. "(Pengawasan CCTV) langsung ke kelurahan, langsung ke Balai Kota," lanjut Nunung.
RPTRA Krendang (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
Suryadi, warga sekitar, mengaku sangat bersyukur dengan adanya RPTRA. "Di sini dulu taman juga, cuma ada pedagang. Jadi anak-anak susah buat main, enakan sekarang, amanlah," kata Suryadi yang membawa ketiga anaknya ke RPTRA tersebut.
RPTRA Krendang (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
Selain contoh dua RPTRA itu, ada satu RPTRA yang sedang 'happening' di Jakarta, yaitu RPTRA Kalijodo. Lebih tepatnya RPTRA dan dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kalijodo. Karena ini terpisah, namun masih di satu area.
ADVERTISEMENT
Di lokasi ini ada fasilitas lengkap: skate park, amphitheater, monumen, taman, lintasan jogging, lintasan sepeda, musala, kios, outdoor fitness, toilet, dan sound system, area berjualan dan lainnya.
RPTRA Kalijodo (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
RPTRA Kalijodo menjadi tempat berkumpul anak-anak untuk bermain atau belajar. Seperti terlihat Kamis (26/1), anak-anak dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Tulip.
"PAUD itu enggak punya ruangan luas. Kadang olah raga di kelas, kadang saya ajak anak-anak saya ajak ke pos RW," kata Kepala Sekolah PAUD Tulip, Neny (40).
Kenampakan Kalijodo Skatepark dari udara. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Neny sengaja mengajak murid-muridnya berkegiatan di luar agar anak-anak tidak sekadar belajar membaca dan menulis. "Biar anak-anak usia dini harus bergerak, bukan hanya baca nulis duduk di tempat. Supaya motorik kasarnya bergerak," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Anak-anak bermain di Kalijodo. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Siapa sangka RPTRA dan RTH Kalijodo sebelumnya adalah kawasan 'hitam' Ibu Kota. Prostitusi, premanisme, dan narkoba, bercokol di tempat ini. Tapi tangan dingin Ahok berhasil menyulap kawasan seluas 1,4 hektare itu menjadi tempat bermain dan area interaksi warga.
Situasi Kalijodo sekarang. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
"Jakarta Baru," kata Ahok saat kampanye tahun 2012 lalu.
Cerdasnya, sebagian RPTRA itu dibangun dengan biaya corporate social responsibility (CSR) perusahaan di Jakarta, sehingga tak terlalu membebani APBD DKI yang berasal dari pajak masyarakat. Jadi, jangan heran jika ada logo perusahaan di setiap RPTRA.
Anak-anak bermain di Skatepark Kalijodo (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Kepala Seksi Perencanaan Pertamanan Dinas Kehutanan DKI Jakarta, Hendrianto, kepada kumparan, mengatakan total RPTRA yang sudah dibangun di DKI Jakarta ada 182 unit. Rinciannya, 123 dibangun dengan pendanaan APBD dan 59 RPTRA dibangun dengan biaya CSR perusahaan-perusahaan.
ADVERTISEMENT
Namun dari 182 RPTRA yang sudah dibangun itu, baru 70 RPTRA yang sudah diresmikan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. RPTRA Kalijodo termasuk yang belum diresmikan namun sudah bisa digunakan.
Warga bermain sepatu roda di Kalijodo. (Foto: Aditia Noviansyah)