Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Tangis Ibu dr Aulia Pecah di DPR: Anak Saya Sekolah Bukan Berilmu, tapi Disiksa
18 November 2024 19:28 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Tangis dari ibunda dr Aulia Risma Lestari, Nuzmatun Malinah, pecah saat mengadu ke Komisi III DPR RI terkait peristiwa yang menimpa anaknya. Sambil menangis, dirinya menceritakan telah kehilangan anak hingga suaminya.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikannya dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi III, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (18/11).
Nuzmatun menangis saat bercerita tentang anaknya yang bersemangat menempuh pendidikan tetapi berujung meregang nyawa.
"Di bulan Juni dia mengeluh sakit, saya ajak pulang, 'udah pulang saja enggak usah diteruskan', tapi anak saya bersemangat, saya mau menyelesaikan, saya mau berobat," ujar Nuzmatun bercerita sambil menangis dalam rapat bersama Komisi III DPR RI, Jakarta, Senin (18/11).
Kemudian, Nuzmatun mengungkap anaknya sempat mendapat beban tugas yang berat sebelum akhirnya meninggal dunia pada 12 Agustus lalu.
"Tapi akhirnya Allah mengambil, saya minta tolong bapak ibu selaku wakil saya, saya sudah kehilangan anak yang luar biasa. Tidak cuma itu, bapaknya juga begitu, begitu dia selesai pemakaman, dirawat di RS kami berusaha, tapi akhirnya menyusul," sebut dia.
Ia pun menyebutkan bahwa sistem pendidikan yang tidak jelas di Indonesia saat ini berujung pada meninggalnya anak dan suaminya. Nuzmatun mengatakan, anaknya justru mengalami penyiksaan alih-alih mendapatkan ilmu dari pendidikan yang dijalaninya.
ADVERTISEMENT
Ia pun berharap DPR dapat membantu untuk mengusut kasus kematian anaknya tersebut.
"Saya sudah cukup saya dan suami saya, dua nyawa. Model pendidikan macam apa Bapak? Ya Allah. Kalau tahu harusnya anak saya itu sekolah itu dapat ilmu, dapat ilmu untuk masyarakat yang lebih luas," kata dia.
Dalam kesempatan itu, Ketua Komisi III DPR Habiburokhman menyampaikan simpatinya atas kejadian yang menimpa Nuzmatun dan keluarganya.
Habiburokhman pun memastikan oknum yang terlibat dalam kasus anaknya tersebut akan dimintai pertanggungjawaban.
"Kami ikut berduka cita, Bu, ikut bersimpati juga, Bu, berempati juga. Insyaallah oknum-oknum yang bertanggung jawab kita pastikan akan mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum, dan sistem pendidikannya kita dorong untuk sama-sama diperbaiki," ucap Habiburokhman.
ADVERTISEMENT
"Mungkin itu, ya, Bu. Yang tabah, Bu, ya, kita doakan almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT," tutupnya.
Aulia merupakan dokter RSUD Kardinah Tegal yang juga mahasiswa PPDS program studi anestesi Universitas Diponegoro. Ia ditemukan meninggal dunia pada Senin (12/8) di kamar kosnya.
Kemenkes kemudian menghentikan PPDS program studi anestesi di RSUP Dr Kariadi Semarang tempat korban menempuh pendidikan spesialis karena ada dugaan perundungan.
Pihak keluarga dokter Aulia Risma akhirnya mempolisikan sejumlah senior korban ke Polda Jawa Tengah pada Rabu (4/9) lalu.
Mereka dilaporkan terkait pemerasan, pengancaman hingga intimidasi terhadap korban. Pihak keluarga membawa bukti chat, hingga rekening korban.
Pelaporan itu langsung dilakukan oleh ibunda korban Nuzmatun Malinah, adik kandung korban Nadia dan pengacara mereka.
ADVERTISEMENT