Tangis Ibu Siti di Manado Dibantu Jokowi Bayar Uang Kuliah Anaknya

29 Januari 2023 17:08 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Devid Telussa dan Ibu Siti. Foto: Lukas/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Devid Telussa dan Ibu Siti. Foto: Lukas/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Seorang pedagang puding bernama Ibu Siti menceritakan pengalamannya dibantu Presiden Jokowi membayar uang kuliah tunggal (UKT) anaknya yang sedang menempuh pendidikan di Fakultas Hukum, Universitas Sam Ratulangi,
ADVERTISEMENT
Cerita Ibu Siti tak sesederhana itu, dia pertama kali bertemu langsung Presiden Jokowi saat kunjungan kerja di salah satu tempat wisata di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara, Jumat (20/1).
Saat itu, Ibu Siti nekat berteriak dan menerobos barisan paspampres yang mengawal ketat Presiden Jokowi.
"Pak Jokowi, Pak Jokowi, saya torang mau bercerita, Pak Jokowi, torang mau bercerita. Kita mau kasih tahu keluhan hati, Bapak Jokowi. Pak Jokowi tolong lihat ke saya, saya mau bercerita," ujar Ibu Siti menceritakan pengalamannya itu dalam rilis Biro Pers Istana Kepresidenan, Minggu (29/1).
Mendengar teriakan itu, Presiden Jokowi melihat ke arah Ibu Siti dan langsung melambaikan tangannya.
"Mari Bu, sini Bu, Ibu punya keluhan apa? Ke sini Bu," tanya Jokowi saat itu.
ADVERTISEMENT
Paspampres yang awalnya menutup jalan mendekati Presiden, akhirnya terbuka lebar setelah orang nomor 1 di Indonesia itu memanggilnya.
Ibu Siti. Foto: Lukas/Biro Pers Sekretariat Presiden
Siti mengaku saat itu perasaannya campur aduk. Dia merasa hal itu sebagai jawaban atas doa-doanya selama ini. Dia langsung menggenggam erat tangan Presiden Jokowi sambil menceritakan kondisi anaknya Devid Telussa yang mengalami kesulitan membayar UKT.
"Saat itu juga Pak Jokowi terima saya dengan baik, minta KTP saya. 'Ibu ada KTP?' 'Ibu ada nomor HP?' Ada Pak Jokowi," lanjutnya bercerita.
Selepas pertemuan tersebut, Ibu Siti ditelepon oleh staf kepresidenan dan meminta data-data anaknya untuk dibantu beasiswa dari Presiden Jokowi.
Ibu Siti yang saat itu sedang berjualan di sekitar RSUP Prof. Kandou, Kota Manado, langsung menangis dan terduduk. Ucapan syukur tak henti-hentinya keluar dari mulut Ibu Siti Mafira saat mendengar kabar tersebut.
ADVERTISEMENT
"Ya Allah terima kasih. Ya Allah telah kabulkan saya baca doa selama ini," ujarnya sambil terisak.
Ibu Siti. Foto: Lukas/Biro Pers Sekretariat Presiden
Anak Ibu Siti
Devid Telussa, anak Ibu Siti lahir dari keluarga yang tidak berkecukupan. Saat ini, pria berusia 19 tahun tersebut duduk di semester II di Fakultas Hukum, Universitas Sam Ratulangi.
Penghasilan Ibu Siti dari berdagang puding dan suaminya, Pak Hamid, sebagai sopir serabutan tidak cukup untuk membayar UKT Devid. Bahkan, saat mendaftar untuk mengikuti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), Devid harus meminjam uang pendaftaran sebesar Rp150 ribu kepada orang tua temannya.
"Waktu mau masuk itu banyak sekali kendala, soal administrasi waktu ikut SBMPTN uang juga hanya pinjam untuk pendaftaran. Bahkan sampai sekarang Devid hanya mencicil karena belum bisa mengembalikan," tutur Devid saat ditemui di rumahnya di daerah Malalayang Satu.
ADVERTISEMENT
Suami Ibu Siti
Sebagai anak pertama laki-laki, awalnya ayah Devid, Pak Hamid Monoarfa, ingin agar anaknya segera bekerja selepas lulus dari jurusan jaringan dan komputer di SMK.
Sebagai orang yang secara ekonomi berkekurangan, Pak Hamid menyadari betapa besarnya biaya untuk menguliahkan anaknya. Melihat tekad anaknya yang sangat kuat untuk melanjutkan studi membuat keduanya berupaya sekuat tenaga agar Devid bisa berkuliah.
"Tapi orang tua juga berpikir, bagaimana pun coba usaha. Pertama kali itu berusaha untuk masuk dulu. Jadi kami berusaha untuk membayar yang pertama itu. Itu Rp3 juta, itu tidak sepenuhnya dari kami. Sebagian kami pinjam dari teman-teman. Sampai sekarang belum lunas, tapi mereka bilang mereka ikhlas," Pak Hamid bercerita.
ADVERTISEMENT
Di mata kedua orang tuanya, Devid merupakan anak yang rajin dan penurut. Saat Devid sedang belajar, ia sering lupa waktu. Tak jarang makanan yang disimpan untuk Devid juga menjadi basi karena Devid pulang larut malam untuk belajar.
Devi Raih IPK 3,6
Anak Ibu Siti yang menerima bantuan beasiswa dari Presiden Jokowi di Manado, Provinsi Sulawesi Utara. Foto: Lukas/Biro Pers Sekretariat Presiden
Devid mampu meraih nilai memuaskan di semester pertamanya kuliah dengan indeks prestasi 3,6. Di sela-sela kuliahnya, Devid juga terkadang bekerja paruh waktu mencuci piring di sebuah restoran.
"Mereka mengerti dengan keadaan saya, tidak pernah menuntut. Kalau Devid mau pergi kuliah, atau waktu dia di SMK, dia jalan kaki, enggak ada uang jadi jalan kaki sampai sekolah," kata Ibu Siti.
Meski serba berkekurangan, Ibu Siti berkeyakinan jika ilmu adalah harta yang paling indah dan paling luar biasa untuk diwariskan kepada anak-anaknya.
ADVERTISEMENT
"Harta yang paling indah, harta yang paling luar biasa adalah ilmu. Karena itu, saya akan berusaha apa pun untuk anak dan masa depannya," ujar Ibu Siti.
Atas bantuan Presiden Jokowi, Ibu Siti dan Pak Hamid bisa bernapas lega.
Devid pun sangat bersyukur dengan beasiswa tersebut dan bertekad untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut.
"Devid juga banyak-banyak terima kasih kepada Bapak Jokowi karena telah membantu Devid karena ini salah satu bantuan yang sangat berharga untuk Devid," ungkap Devid.
Bantuan Presiden Jokowi untuk Devid Telussa. Foto: Lukas/Biro Pers Sekretariat Presiden