Tangis Nasaruddin Umar Pecah Kenang Momen Bersama Paus Fransiskus

24 April 2025 18:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemimpin Takhta Suci Vatikan Paus Fransiskus mencium tangan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (5/9/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pemimpin Takhta Suci Vatikan Paus Fransiskus mencium tangan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (5/9/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Air mata Menteri Agama Nasaruddin Umar tak terbendung saat ia mengenang pertemuannya dengan Paus Fransiskus, pada September 2024. Nasaruddin menyebut, ia adalah salah satu orang yang terbaik di dunia.
ADVERTISEMENT
Nasaruddin hari ini menghadiri requiem atau Misa Arwah di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, pada Kamis (24/4) sore. Kehadiran Imam Besar Masjid Istiqlal ini tidak untuk mengikuti prosesi misa, melainkan untuk memberikan pernyataan sebelum misa dimulai.
“Saya enggak tahu, saya kok seperti sangat emosional ya karena melihat wajah Pope itu seperti kami sangat terharu ya,” ujar Nasaruddin Umar di depan jemaat Katolik.
“Kita ditinggalkan oleh orang yang salah satu orang terbaik di dunia saat ini karena itu mari kita mengambil pelajaran berharga dari beliau,” sambungnya.
Nasaruddin pun mengenang momen pertemuannya dengan Paus saat kunjungan Paus ke Indonesia tahun lalu. Saat itu, mereka bertemu di Masjid Istiqlal.
“Kesan saya pribadi kepada mendiang almarhum adalah ketika saya berjabat tangan, tidak mau melepaskan tangan saya, kencang banget. Dan ketika saya mencium kepalanya dua kali dia juga mencium tangan saya berkali kali,” tuturnya.
Pemimpin Takhta Suci Vatikan Paus Fransiskus (kanan) mencium tangan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar usai melakukan foto bersama di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (5/9/2024). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
Nasaruddin pun mengaku tersentak saat mendengar kabar Paus meninggal dunia Senin (21/4) lalu. Padahal, ia baru saja mendapatkan undangan untuk datang ke Vatikan.
ADVERTISEMENT
“Kemarin saya dapat tamu dari Vatikan juga mengundang saya untuk datang ke Vatikan di dalam suatu konferensi tapi tiga setengah jam setelah kami terima pagi hari di kantor saya, saya mendengarkan Almarhum Paus wafat,” ujarnya.
“Jadi saya langsung tersentak, saya kan tanyakan tadi pagi bagaimana kondisi Pope? ‘Oh sudah bagus getting better karena katanya karena sudah bisa tampil di publik’. Tapi mendengarkan kabar itu betul betul saya tersentak,” sambungnya.
Sejumlah umat Katolik mengikuti misa Misa Arwah atau Requiem Paus Fransiskus di Gereja Katedral, Jakarta, Kamis (24/4/2025). Foto: Abid Raihan/kumparan
Ia pun mengajak seluruh umat beragama untuk mengingat dua hal dari Paus Fransiskus.
“Yang pertama, betapa perlunya mengedepankan dialog perdamaian bukan dengan cara cara kekerasan karena kekerasan takkan pernah menyelesaikan permasalahan secara konstruktif,” ujar Nasaruddin.
Suasana di luar Katedral Jakarta saat Misa Requiem untuk Paus Fransiskus, Kamis (24/4/2025). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
“Yang kedua ini yang sangat baru, bagaimana menggunakan bahasa agama, mengajarkan kepada warga umat beragama untuk sadar sepenuh hati bersahabat dengan lingkungan hidup, lingkungan alam. Jadi kita jangan sampai merusak alam mempercepat proses dunia ini kiamat,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Ia pun menutup kenangannya ini dengan terbata-bata menahan air matanya yang sudah mau keluar lagi.
“Tentu kami semuanya juga ikut berduka dan kita semua berduka dengan kepergian orang yang kita cintai,” pungkasnya.