Tangis Pecah, Pesinden dan Wiyaga Tak Kuasa Lepas Kepergian Dalang Ki Seno

4 November 2020 15:22 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tangis pesinden dan wiyaga pecah usai membawakan gending Gajah Seno wasiat dari Ki Seno Nugroho. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tangis pesinden dan wiyaga pecah usai membawakan gending Gajah Seno wasiat dari Ki Seno Nugroho. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Belasan pesinden dan wiyaga atau penabuh gamelan grup Wargo Laras tak kuasa membendung tangis usai membawakan gendhing ladran Gajah Seno.
ADVERTISEMENT
Mereka yang biasanya mengiringi Ki Seno Nugroho mendalang harus membawakan gendhing wasiat Ki Seno, saat pedalang muda ini mangkat.
Tangis pesinden dan wiyaga pecah usai membawakan gending Gajah Seno wasiat dari Ki Seno Nugroho. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Beberapa tahun lalu Ki Seno sempat menitip pesan agar gendhing ini dibawakan ketika dirinya tutup usia. Kini, wasiat itu telah dijalankan tuntas mengantar Ki Seno dari rumah duka di Gayam, Argosari, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul untuk menuju peristirahatan terakhir di Semaki, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Rabu (4/11).
Tangis pesinden dan wiyaga pecah usai membawakan gending Gajah Seno wasiat dari Ki Seno Nugroho. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Sepanjang upacara pemberangkatan belasan pesinden dan wiyaga itu tak kuasa menahan air mata. Ketika gendhing selesai dibawakan dan jenazah mulai masuk mobil ambulans, tangis pun pecah.
Joko Porong, komposer gendhing Gajah Seno, menjelaskan bahwa gendhing itu ia ciptakan untuk istirahat dalang saat pementasan. Gendhing itu dibuat 3 tahun lalu atas permintaan Ki Seno.
ADVERTISEMENT
"Saya bawakan dengan gendhing agar dia diam istirahat (saat pementasan). Dari gendhing tersebut melompat untuk jejer kaping pindo. Memang tidak dibuat panjang karena pakeliran di sini kan padet padet," kata Joko.
Tangis pesinden dan wiyaga pecah usai membawakan gending Gajah Seno wasiat dari Ki Seno Nugroho. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Joko mengaku tidak tahu bahwa gendhing karyanya ini menjadi wasiat Ki Seno. Dia baru tahu ketika teman-teman di Wargo Laras memberitahukan wasiat Ki Seni beberapa tahun lalu.
"Saya tidak membikinkan untuk hal itu (berpulangnya Ki Seno). Teman-teman Warga Laras inget screenshot (di grup WhatsApp) bahwa dulu almarhum pernah bilang seperti itu ketika gendhing itu jalan (dimainkan), kita semua pasti enggak ingin. Apalagi itu gawean (buatan) saya kok untuk seperti itu," katanya sedih.
Tangis pesinden dan wiyaga pecah usai membawakan gending Gajah Seno wasiat dari Ki Seno Nugroho. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Dalang Muda Penuh Inovasi
Ki Seno merupakan dalang muda yang digandrungi beragam kalangan. Darah seni sudah mengalir pada pria kelahiran 23 Agustus 1972 itu. Dia juga merupakan putra seorang dalang kondang, Ki Suparman Cermowiyoto.
ADVERTISEMENT
Alumni sekolah seni SMK ini terkenal dengan pagelaran wayang kulit dengan memadukan gagrak Surakarta dan gagrak Yogyakarta. Dia sudah mengenal dunia pedalangan sejak usia 10 tahun. Dia pun terkenal dengan guyonan yang jenaka.
Suasana pelepasan jenazah Ki Seno Nugroho. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Pada masa pandemi corona ini, Ki Seno juga berinovasi melalui pagelaran wayang climen atau wayang ringkes yang disiarkan secara daring. Pagelarannya bisa disaksikan melalui channel YouTube Dalang Seno.
"Pemikirannya dia (Ki Seno) memikirkan wiyaga dan sinden gimana caranya biar masa pandemi ini bisa berpenghasilan. Makanya wayang climen dikomersilkan. Akhirnya laku juga bertahap sampai sekarang pun instansi pemerintah juga mengalihkan ke daring virtual. Gagasan virtual memang dari Pak Seno," kata manajer dan admin Ki Seno, Gunawan Widagdo.
Suasana pelepasan jenazah Ki Seno Nugroho. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Meninggal dunia saat puncak karier, Ki Seno meninggalkan seorang istri Agnes Widiasmoro dan tiga orang anak. Ketiga anaknya yaitu Anglir Kinanthi, Gadhing Pawukir, dan Djenar Nyimasayu.
Suasana pelepasan jenazah Ki Seno Nugroho. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan