Tangis Saksi Pecah saat Jaksa Putar Rekaman CCTV Tragedi Kanjuruhan

19 Januari 2023 16:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
JPU memutar video rekaman CCTV di pintu 13 saat persidangan pemeriksaan saksi tragedi Kanjuruhan di PN Surabaya, Kamis (19/1/2022). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
JPU memutar video rekaman CCTV di pintu 13 saat persidangan pemeriksaan saksi tragedi Kanjuruhan di PN Surabaya, Kamis (19/1/2022). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
ADVERTISEMENT
Dua saksi yang juga korban tragedi Kanjuruhan Eka Sandi dan Ahmad Syaifuddin menangis saat melihat rekaman CCTV yang menayangkan situasi pintu 13, Stadion Kanjuruhan, dalam sidang lanjutan di PN Surabaya.
ADVERTISEMENT
Dalam sidang lanjutan dengan agenda pemeriksaan saksi tersebut, awalnya Jaksa memutar rekaman CCTV di pintu 13 Stadion Kanjuruhan.
"Ini kami tampilkan bukti CCTV di Pintu 13,” kata Jaksa Rahmat Hari Basuki.
Tampak usai pertandingan beberapa penonton keluar dari pintu 13. Saat itu situasi masih kondusif dengan posisi pintu terbuka. Terlihat juga beberapa petugas polisi masih berjaga di samping pintu.
Tiba-tiba terjadi penumpukan suporter di pintu 13 dan saling berdesakan. Saat itu pula juga ada asap putih diduga gas air mata dari dalam stadion yang keluar dari sela pintu dan ventilasi.
JPU memutar video rekaman CCTV di pintu 13 saat persidangan pemeriksaan saksi tragedi Kanjuruhan di PN Surabaya, Kamis (19/1/2022). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
Para suporter lain lalu menyusul ke pintu 13 sehingga terjadi penumpukan. Ironisnya, pintu itu hanya muat sekitar dua sampai tiga orang saja untuk keluar.
ADVERTISEMENT
Suporter yang berada di luar akhirnya berusaha membantu menarik para suporter yang terhimpit di pintu 13 tersebut. Sedangkan sejumlah polisi yang sebelumnya berjaga di dekat pintu 13 malah menghilang. Mereka kabur diduga usai terkena amukan suporter karena kurang membantu saat peristiwa penumpukan suporter di pintu 13.
“Kalau kita melihat lagi peristiwa tersebut, [awalnya] ada petugas, tapi kemudian petugas menghilang semua,” ucap Jaksa.
Beberapa menit rekaman CCTV berjalan, Eka Sandi dan Ahmad Syaifuddin tiba-tiba menangis. Keduanya menangis lantaran merasa trauma melihat tayangan rekaman CCTV yang diputar itu.
“Sudah cukup, cukup, cukup. Saksi mengalami trauma,” jelas Jaksa.
JPU kemudian menghentikan tayangan rekaman CCTV dan meminta maaf kepada saksi korban.
“Mohon maaf kepada saksi, kami hanya menunjukkan bukti, bukan bermaksud membuka luka lama,” tandasnya.
ADVERTISEMENT