news-card-video
16 Ramadhan 1446 HMinggu, 16 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Tanjung Pinang-Anambas Naik Kapal Laut 10 Jam, Pesawat 45 Menit

27 Februari 2017 16:25 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Tampak udara Bandara Letung Anambas. (Foto: Dok. Kemenhub)
zoom-in-whitePerbesar
Tampak udara Bandara Letung Anambas. (Foto: Dok. Kemenhub)
Masyarakat kini memiliki pilihan moda transportasi seiring dengan dibukanya Bandara Letung Anambas di Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau. Selain menggunakan kapal laut, bepergian ke Kepulauan Anambas bisa langsung menggunakan pesawat terbang perintis yang jauh lebih cepat.
ADVERTISEMENT
"Karena kalau dari Tanjung Pinang atau Batam naik kapal itu (ke Kepulauan Anambas) 10 jam diharapkan dengan adanya pesawat yang hanya 45 menit itu bisa membawa wisatawan yang lebih banyak ke sini," kata Kepala Bandara Letung Anambas Ariadi Widiawan kepada kumparan, Senin (27/2).
Landasan pacu Bandara Letung Anambas. (Foto: Dok. Ditjen Hubud)
zoom-in-whitePerbesar
Landasan pacu Bandara Letung Anambas. (Foto: Dok. Ditjen Hubud)
Dengan waktu perjalanan yang semakin cepat, maka diharapkan jumlah wisatawan yang ingin berkunjung ke Anambas meningkat. Hal ini bisa berdampak pada tumbuh dan berkembangnya perekonomian di Kepulauan Anambas.
"Untuk perekonomian, Anambas itu pariwisatanya sangat bagus tetapi belum terekspos dengan baik karena tidak ada transportasi udara. Wisatawan syarat mutlaknya itu transportasi udara," paparnya.
Landasan Pacu Bandara Letung Anambas. (Foto: Dok. Kemenhub)
zoom-in-whitePerbesar
Landasan Pacu Bandara Letung Anambas. (Foto: Dok. Kemenhub)
Menurut Ariadi, selama ini yang menjadi penghambat wisatawan berkunjung ke Anambas karena cuaca buruk di tengah laut. Sedangkan transportasi yang diandalkan menuju Anambas hanya menggunakan kapal laut.
ADVERTISEMENT
Ariadi menjelaskan, di bulan November sampai Februari angin bertiup cukup kencang sehingga tidak ada transportasi yang menuju ke Anambas. Oleh karena itu, dengan adanya Bandara Letung Anambas yang menghabiskan dana Rp 208 miliar bisa menjadi solusi transportasi lain menuju Anambas.
"Manfaat dari bandara ini dibangun pertama sesuai nawa cita dengen membuka daerah kepulauan terisolir, kebetulan Anambas ini terletak di Laut China Selatan, di bawah Natuna apalagi seperti dari November sampai Februari kemarin angin udara itu tidak ada transportasi yang menuju ke sana (Anambas)," sebutnya.