Tanpa Persetujuan Kongres, Joe Biden Setuju Kirim 14 Ribu Peluru Tank ke Israel

10 Desember 2023 4:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
Joe Biden saat bertemu Benjamin Netanyahu di kantor perdana menteri di Yerusalem pada 9 Maret 2016. Foto: Debbie Hill/ POOL/ AFP
zoom-in-whitePerbesar
Joe Biden saat bertemu Benjamin Netanyahu di kantor perdana menteri di Yerusalem pada 9 Maret 2016. Foto: Debbie Hill/ POOL/ AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menggunakan otoritas darurat mereka untuk mengizinkan penjualan 14 ribu peluru tank ke Israel. Dilansir Reuters, Pentagon menyebut izin ini keluar tanpa melewati proses pembahasan di kongres terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
"Departemen Luar Negeri pada hari Jumat menggunakan deklarasi darurat UU Kontrol Ekspor Senjata untuk amunisi tank senilai USD 106, juta untuk dikirim ke Israel," kata Pentagon dalam pernyataannya dilansir Reuters, Minggu (10/12).
14 ribu peluru tank itu adalah bagian dari penjualan yang lebih besar yang diajukan oleh pemerintahan Joe Biden untuk dibahas di Kongres AS. Joe Biden sebelumnya meminta persetujuan kongres untuk mengirim paket berisi 45 ribu peluru tank ke Israel.
Puluhan ribu peluru itu digunakan oleh pasukan penjajah Israel dalam serangannya di Jalur Gaza dan Tepi Barat yang telah menewaskan lebih dari 17 ribu warga Palestina.

Kritik untuk Amerika Serikat

Konvoi tank militer Israel dan Pengangkut Personil Lapis Baja (APC) melewati perbatasan Israel, usai meninggalkan Gaza selama gencatan senjata, di Israel, Jumat (24/11/2023). Foto: Amir Cohen/REUTERS
Keputusan Joe Biden mengirimkan puluhan ribu peluru tank ini dibuat tak jauh dari sikap AS memveto usulan gencatan senjata di Jalur Gaza oleh Dewan Keamanan PBB. Dalam rapat Dewan Keamanan PBB yang terdiri dari 15 negara itu, 13 setuju dengan gencatan senjata, sedangkan satu negara yaitu Inggris memilih abstain.
ADVERTISEMENT
Meski mayoritas setuju, namun keputusan Dewan Keamanan PBB malah diveto oleh AS. Mereka menilai gencatan senjata sementara ini tak bisa menyelesaikan masalah jangka panjang. Padahal korban tewas yang gugur sudah mencapai belasan ribu, itu pun berasal dari warga sipil yang didominasi perempuan dan anak-anak.
Keputusan AS menggunakan hak veto dan mengirimkan senjata ke Israel ini dikritik oleh para aktivis hak asasi manusia. Mereka merasa prihatin dan menilai hal itu tak sesuai dengan pernyataan Washington sebelumnya yang menyebut akan menekan Israel agar meminimalkan korban sipil.
Pada Sabtu (9/12), salah satu pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan Washington terus mendesak Israel untuk mematuhi hukum kemanusiaan internasional. Ia juga meminta Israel mengambil langkah-langkah untuk menghindari korban sipil.
Para pelayat menghadiri pemakaman jurnalis Palestina Mohammed Abu Hattab, yang tewas dalam serangan Israel, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza,Jumat (3/11/2023). Foto: Mohammed Salem/Reuters
Pentagon berdalih kiriman amunisi senjata itu ditujukan agar Israel bisa "meningkatkan kemampuan pencegahan ancaman regional dan memperkuat pertahanan dalam negeri". Mereka juga memastikan tak ada dampak buruk pada pertahanan AS akibat penjualan itu.
ADVERTISEMENT
Peluru yang dikirimkan AS untuk Israel merupakan peluru 120mm untuk Tank Merkava. Peluru ini pula yang membunuh jurnalis Reyters, Issam Abdallah, dalam serangan tentara penjajah Israel di Jalur Gaza.
Menurut penyelidikan Reuters, selain membunuh Issam Abdallah, awak tank Israel juga melukai enam wartawan lainnya. Mereka dengan sengaja menembakkan dua peluru secara berurutan saat para jurnalis sedang bekerja di perbatasan.