Tanya Jokowi di Sidang Umum PBB: Apakah Dunia Kita Impikan Sudah Tercapai?

23 September 2020 8:15 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo memberikan pidato pada Sidang Majelis Umum ke-75 PBB. Foto: Youtube/@ Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo memberikan pidato pada Sidang Majelis Umum ke-75 PBB. Foto: Youtube/@ Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
PBB menggelar sidang yang ke-75 hari ini, Rabu (23/9) atau Selasa (22/9) waktu New York. Dalam sidang ini, Presiden Joko Widodo menyampaikan pidatonya secara daring.
ADVERTISEMENT
Dalam pidatonya, Jokowi membahas konflik hingga kemiskinan yang masih terjadi di berbagai belahan dunia. Hal itu, kata dia, menunjukkan belum terwujudnya kehadiran PBB untuk kesejahteraan negara-negara di dunia.
"Di usia PBB yang ke-75 ini kita patut bertanya, apakah dunia yang kita impikan tersebut sudah tercapai? Saya kira jawaban kita sama, belum," kata Jokowi dalam pidatonya.
"Konflik masih terjadi di berbagai belahan dunia. Kemiskinan dan bahkan kelaparan masih terus dirasakan," lanjutnya.
Suasana saat Presiden Joko Widodo memberikan pidato pada Sidang Majelis Umum ke-75 PBB di Manhattan, New York City, New York, Amerika Serikat. Foto: Kementerian Luar Negeri
Dia mengatakan, banyak kebijakan PBB yang nyatanya tak dijalankan secara maksimal. Masih banyak yang abai dengan batas-batas yang dibuat untuk persatuan dan kesejahteraan seluruh negara di dunia.
"Prinsip-prinsip Piagam PBB dan hukum internasional kerap tidak diindahkan, termasuk penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah. Kita semua prihatin melihat situasi ini," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Bahkan saat ini, kata dia, terjadi rivalitas antar negara dalam penanganan corona. Di saat seharusnya seluruh negara bersatu melawan pandemi.
"No one is safe until everyone is. Jika perpecahan dan rivalitas terus terjadi, maka saya khawatir, pijakan bagi stabilitas dan perdamaian yang lestari akan goyah atau bahkan akan sirna. Dunia yang damai, stabil dan sejahtera semakin sulit diwujudkan," tuturnya.