Tape Ketan Muntilan, Jajanan Khas Lebaran dari Magelang

26 Juni 2017 11:08 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tape ketan Muntilan.  (Foto: Kelik Wahyu Nugroho/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tape ketan Muntilan. (Foto: Kelik Wahyu Nugroho/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kue nastar, castangel, lidah kucing, dan berbagai kue kering lainnya memang menjadi suguhan khas dan favorit masyarakat saat lebaran. Di daerah Magelang, tepatnya di Kota Muntilan, Jawa Tengah, ada satu makanan khas yang hanya hadir pada saat lebaran sebagai jajanan suguhan lebaran, yakni tape ketan.
ADVERTISEMENT
Biasanya kita menemukan tape ketan diolah menjadi es tape dan campuran minuman es teler atau es campur. Namun ketika lebaran, di Muntilan, tape ketan disuguhkan secara langsung dengan dibungkus daun pisang.
Tape ketan merupakan makanan fermentasi dari beras ketan. Beras ketan yang sudah di kukus akan ditaburi ragi untuk proses fermentasi hingga matang.
Ijah, salah satu warga Muntilan, mengaku rutin membuat tape ketan pada saat lebaran. Tanpa tape ketan, suguhan lebaran dirumahnya akan terasa biasa saja.
"Saya rutin membuatnya (tape ketan) setiap setahun sekali saat lebaran. Kalau enggak ada tape ketan kayak gini enggak khas lebaran di sini (Muntilan, Magelang)," ujar Ijah, di kediamannya, di Muntilan, Magelang, Jawa Tengah, Senin (26/6).
Tape ketan Muntilan.  (Foto: Kelik Wahyu Nugroho/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tape ketan Muntilan. (Foto: Kelik Wahyu Nugroho/kumparan)
Kebiasaan masyarakat Muntilan ketika menikmati tape ketan adalah menikmatinya dengan emping melinjo. Yang unik, dalam menikmati tape ketan, emping melinjo digunakan sebagai "suru" atau sendok yang sekaligus bisa dimakan.
ADVERTISEMENT
Rasa manis asam dari tape ketan cocok berpadu dengan rasa pahit dari emping melinjo, menciptakan rasa unik di lidah.
"Rasanya unik kan manis asam dari tape ketannya bareng sama rasa pahit dari emping, itu khasnya sini kayak gitu," imbuh Ijah.
Bagi yang tidak suka makan emping melinjo karena pahit, bisa menikmati tape ketan secara langsung. Tape ketan yang biasa dibuat masyarakat ada dua warna, warna putih dan hijau. Warna hijau tersebut berasal dari daun katuk ataupun pewarna makanan warna hijau.
Tape ketan Muntilan.  (Foto: Kelik Wahyu Nugroho/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tape ketan Muntilan. (Foto: Kelik Wahyu Nugroho/kumparan)
Ijah menjelaskan pembuatan tape ketan membutuhkan waktu setidaknya dua malam. Hal ini karena waktu fermentasi antara kukusan beras ketan dengan ragi membutuhkan waktu cukup lama, hingga benar-benar menjadi tape ketan dan siap dihidangkan.
ADVERTISEMENT
"Waktu buat tape dari beras ketan itu dua malam kan didiamin dulu, habis ditaburi ragi kukusan beras ketannya (proses fermentasi) didiamin sampai wangi tape ketan keluar," terang Ijah.
Walaupun masyarakat Muntilan, Magelang tidak setiap saat membuat tape ketan, namun ketika Anda jalan-jalan ke Yogjakarta dan melewati kota ini, Anda dapat menemukannya sebagai oleh-oleh khas yang bisa anda beli di toko oleh-oleh sepanjang jalan Yogjakarta-Magelang. Namun dalam bentuk toples-an, berkisar harga Rp 35.000 hingga Rp 50.000 sesuai ukuran.
Anda tertarik menikmati Tape Ketan Muntilan pada saat lebaran? Datanglah ke Kota Muntilan, Magelang, Jawa Tengah!