Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Tarian Mulat Sarira Tampilkan Keberagaman Indonesia
22 April 2017 16:09 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT

Pada perayaan Dharmasanti Nasional Tahun Baru Saka 1939, Parisada Hindu Dharma Indonesia menampilkan tarian Mulat Sarira. Tarian ini menggambarkan tentang masuknya agama Hindu di Indonesia serta keberagaman yang terjadi di negeri ini.
ADVERTISEMENT
Acara diawali dengan pembacaan kitab suci Weda oleh dua orang anak perempuan. Kemudian tampillah penari wanita yang berjumlah 10 orang.
Gamelan Bali dan juga puja puji pun menggema di GOR Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Sabtu (22/4). Aroma dupa pun menyeruak ke seisi GOR.
Tarian Mulat Sarira ini dipimpin oleh I Gusti Kompiang Raka, seorang penata artistik dari Bali. Setelah itu munculah penari yang mengenakan topeng.
"Nyepi merupakan pergantian tahun baru Caka yang dilaksanakan setiap penanggal Apisan Sasih Kedasa dan juga merupakan tonggak kerohanian agama Hindu sebagai toleransi kerukunan antar umat bergama," kata seorang narator.

"Bermula dari pertikaian dan persaingan bangsa-bangsa di kawasan Asia. Mereka berambisi saling menaklukan satu sama lain," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Lalu, munculah tari-tarian yang melambangkan Dewa Siwa dari India. Tarian itu dibawakan oleh para penari cilik. Demi memunculkan keberagaman di Tanah Air, tidak hanya tari Bali saja yang ditampilkan.
Parisada Hindu Dharma Indonesia juga menampilkan Ondel-ondel yang merupakan tarian dari DKI. Selain itu ada pula Barongsai turut memeriahkan acara.
Menutut pagelaran Tarian Mulat Sarira, Barong Bali pun dimunculkan. Para hadirin termasuk Presiden Joko Widodo pun bertepuk tangan. Adanya lima agama di Indonesia juga ditunjukan dalam pagelaran tarian ini.
Sebanyak lima orang yang memakai baju khas pemuka agama muncul ke atas panggung dan kemudian mereka bersalaman. Menandakan bahwa Indonesia sangat menjunjung tinggi kerukunan umat beragama.
Menurut Umum Panitia Nasional Perayaan Hari Raya Nyepi 1939 Irjen Ketut Untung Yoga, tema perayaan Nyepi kali ini adalah 'Jadikanlah Catur Brata Penyepian Memperkuat Toleransi Kebinekaan Berbangsa dan Bernegara demi Keutuhan RI'.
ADVERTISEMENT
"Agama Hindu memiliki ajaran sangat luas dan bersifat universal. Ajaran itu antara lain, Vasudhaiva Kutumbakam yang secara harfiah berarti kita semua bersaudara," tutur Ketut Untung Yoga.
Selanjutnya Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya menambahkan mengenai penjabaran Nyepi. Menurut dia, Nyepi berarti membawa ketenangan.
"Menyebarkan berita bohong, melakukan teror dan perusakan, serta meracuni anak bangsa dengan narkotika adalah beberapa contoh kerja tidak produktif," ungkap Wisnu.
Baca juga: Jokowi Hadiri Perayaan Hari Nyepi Nasional