Tarik Ulur Pengusungan 3 Cagub Jabar 2018

28 Desember 2017 6:23 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Dinamika politik di Indonesia, khususnya Jawa Barat dalam menghadapi pemilihan kepala daerah 2018 makin tak terprediksi. Hal ini dilihat dari keputusan yang sudah dikeluarkan--baik dari partai maupun para tokoh yang sering kali berubah drastis dan tak terduga.
ADVERTISEMENT
Beberapa nama yang menjadi kandidat, seperti Ridwan Kamil, Dedi Mulyadi, Deddy Mizwar, Ahmad Syaikhu hingga Sudrajat memberikan cerita tersendiri sebelum batas pencalonan cagub-cawagub ditutup oleh Komisi Pemilihan Umum.
Adanya tarik ulur keputusan nama-nama tersebut dan partai pengusungnya menjadi cerita menarik yang layak untuk dibahas sebagai pertimbangan, khususnya untuk masyarakat Jawa Barat.
1. Pasangan Sudrajat-Syaikhu
Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Awalnya, Gerindra menjadi partai pertama yang mengusung Sudrajat sebagai cagub untuk bertarung di Pilgub Jabar. Ketua Umum Prabowo Subianto menjelaskan, pengusungan tersebut diputuskan setelah meminta masukan dari tokoh ulama dan pejabat di Jabar.
"Dengan mantap kita putuskan akan mengajukan Saudara Mayjen TNI (Purn) Sudrajat sebagai cagub Jabar yang akan datang," kata Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dalam jumpa pers di kediamannya, Hambalang, Bogor, Sabtu (9/12).
ADVERTISEMENT
Mereka pun tak tinggal diam. Gerindra pun melobi sekutunya PKS agar melengkapi Sudrajat dengan kader PKS Ahmad Syaikhu sebagai cawagub. Hal itu pun berhasil dilakukan. Tepat hari ini, PKS merelakan kadernya untuk maju bersama Sudrajat. Padahal, Syaikhu sendiri sudah dipasangkan terlebih dahulu dengan Deddy Mizwar.
"Kami masih dihadapkan dua pilihan, Deddy Mizwar-Syaikhu atau Sudrajat-Syaikhu. Untuk Jabar, kami akan mendukung Sudrajat-Syaikhu," ujar Presiden PKS Sohibul Iman saat mengumumkan cagub di lima provinsi di kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu (27/12).
Keputusan itu juga sudah dikomunikasikan dengan Demokrat. Sebab, Deddy Mizwar merupakan kader Demokrat sehingga tidak menimbulkan polemik.
"Saya langsung menelepon Sekretaris Partai Demokrat. Hasil di internal PKS menjatuhkan pilihan kepada Sudrajat dan Syaikhu. Alhamdulilah, Pak Amir Syamsuddin memahami terkait pilihan PKS ini," ujar Sohibul.
ADVERTISEMENT
Dengan keputusan itu, koalisi Sudrajat-Syaikhu memenuhi persyaratan untuk maju. Mereka mendapatkan tiket karena sudah mencapai 20 kursi. Diketahui, kursi Gerindra di Jabar berjumlah 11 kursi, sedangkan PKS mengantongi 12 kursi.
2. Deddy Mulyadi-Dedi Mizwar
Pertemuan Dedi Mulyadi dan Deddy Mizwar (Foto: Dokumentasi Istimewa)
Beberapa jam setelah ditinggalkan PKS, Demokrat tak tinggal diam. Mereka segera mengambil sikap untuk berkoalisi dengan Golkar untuk memasangkan Dedi Mulyadi dan Deddy Mizwar.
"Tadi setelah salat Ashar terjadi komunikasi antara Partai Demokrat dengan Golkar yang intinya ada satu kesepahaman dalam Pilgub Jabar 2018. Semua mungkin saja kalau sudah jalan Tuhan. (Koalisi) Demokrat dengan Golkar hanya setengah jam," kata Ketua DPD Partai Demokrat Irfan Suryanagara, di Kota Bandung, Rabu (27/12) malam, seperti dilansir Antara.
ADVERTISEMENT
Ia pun mengatakan, keputusan itu akan diteruskan ke DPP masing-masing agar bisa mendapatkan pengesahan dari petinggi partai.
"Setelah ini kami harus melaporkan hal ini ke DPP masing-masing. Kami mohon doanya dari seluruh masyarakat Jawa Barat mudah-mudahan kebersamaan ini jadi barokah bagi masyarakat Jawa Barat," katanya.
Nantinya, jika DPP masing-masing partai menyetujuinya, maka duet DM ini berhasil menyusul koalisi Sudrajat-Syaikhu untuk maju karena memenuhi syarat 20 kursi. Di Jabar, Golkar mengantongi 17 kursi dan Demokrat mempunyai 12 kursi.
3. Ridwan Kamil
Ridwan Kamil (Foto: Puti Cinintya/kumparan)
Walikota Bandung ini menjadi idola pada awal penjajakan Pilgub Jabar. Ia berhasil mendapatkan dukungan dari Partai Nasdem yang disusul oleh PPP, PKB dan Golkar.
Namun, di tengah perjalanan, niatnya untuk maju menjadi orang nomor satu di Jabar tak berjalan mulus. Golkar memutuskan untuk mencabut dukungan karena yang bersangkutan tidak mengusung kader Golkar untuk menjadi cawagubnya, yaitu Daniel Mutaqin.
ADVERTISEMENT
Dukungan Golkar pun beralih pada kadernya sendiri, yaitu Ketua DPD I Jabar Dedi Mulyadi. Mereka meninggalkan pria yang sering disapa Kang Emil itu.
Tak hanya itu, Emil juga dihadapkan dengan permintaan partai pendukung lainnya, yaitu PPP dan PKB, agar memilih cawagub dari masing-masing partai. Namun hingga saat ini, ia belum bisa memastikannya.
Hal tersebut membuat PPP dan PKB mengancam menarik dukungannya. Untuk itu, ia pun mengakui masih melakukan komunikasi dengan partai-partai pengusungnya.
"Saya bertemu dengan ketua-ketua dari koalisi, ada Bu Ade dari PPP, Pak Saan dari NasDem, Pak Huda dari PKB. Kami sepakat untuk terus berkomunikasi, kami sepakat pilihan wakil diserahkan ke DPP," ujar Emil di Bandung, seperti dilansir Antara, Selasa (26/12).
ADVERTISEMENT
Ia juga menuturkan tiga partai koalisi tetap solid, meski diterpa berbagai macam isu akan dicabutnya dukungan akibat lambatnya penentuan Cawagub.