Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
Kontestasi Pilkada Depok 2020 akan menghadirkan dua kandidat head to head yang ternyata keduanya petahana. Yaitu Wali Kota Depok Mohammad Idris melawan Wakil Wali Kota Depok, Pradi Supriatna.
ADVERTISEMENT
Ya, Idris dan Pradi pecah kongsi setelah 5 tahun memimpin Depok. Idris kini berpasangan dengan Imam Budi Hartono. Sementara Pradi menggandeng Afifah Alia.
Keduanya telah resmi mendaftarkan diri ke KPU dan sudah menjalani pemeriksaan kesehatan RS Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Barat, Selasa (8/9).
Lalu seperti apa kekuatan dua paslon yang memutuskan bertarung ini?
Mohammad Idris-Imam Budi Hartono
Duet Idris-Imam didukung tiga partai yang memiliki kursi di DPRD Depok yakni PKS (12 kuri), Demokrat (3 kursi), dan PPP (2 kursi). Total 17 kursi. Lalu, ditambah dengan satu partai nonparlemen Partai Berkarya dan membentuk koalisi Tertata Adil Sejahtera (TAS).
Sebelum menjadi wali kota Depok, Idris pernah menjabat sebagai wakil wali kota Depok mendampingi Nur Mahmudi Ismail pada 2011-2016. Pria kelahiran Jakarta, 25 Juli 1961 itu juga sempat menjadi dosen di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Imam yang mendampingi Idris merupakan kader PKS yang menjabat sebagai anggota DPRD. Dia tercatat sudah 2 periode menjadi anggota DPRD Kota Depok.
Paslon Idris-Imam menawarkan visi: 'Depok yang Maju Berbudaya dan Sejahtera' dengan lima visi yang hendak dicapai apabila terpilih memimpin Kota Depok:
1. Meningkatkan pembangunan infrastruktur berbasis teknologi dan berwawasan lingkungan;
2. Meningkatkan tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik yang modern dan partisipatif;
3. Mewujudkan masyarakat yang religius dan berbudaya berbasis kebhinekaan dan ketahanan keluarga;
4. Mewujudkan masyarakat yang sejahtera mandiri dan berdaya saing;
5. Mewujudkan kota yang sehat aman, tertib, dan nyaman.
Pradi Supriatna-Afifah Alia
Duet paslon yang berasal dari Gerindra dan PDIP ini maju dengan mengantongi dukungan dari 12 parpol yang terdiri dari 6 partai yang memiliki kursi DPRD dan sisanya tidak memiliki kursi. Enam parpol pendukung yang memiliki kursi yaitu Gerindra (10 kursi), PDIP (10 kursi), Golkar (5 kursi), PAN (4 kursi), PKB (3 kursi), dan PSI (1 kursi).
ADVERTISEMENT
Kemudian kekuatan ditambah dengan dukungan dari partai yang tak memiliki kursi yakni Hanura, Perindo, NasDem, Garuda, PKPI, dan PBB. Seluruh parpol pendukung Pradi-Afifah tergabung dalam koalisi Depok Bangkit.
Pradi merupakan kader Gerindra yang saat saat ini menjabat sebagai Wakil Wali Kota Depok. Sementara itu, Afifah Alia merupakan kader PDIP yang gagal menjadi anggota dewan dalam Pileg 2019. Koalisi mesra antara Gerindra dan PDIP akan melawan koalisi PKS dan Demokrat.
Pradi saat ini juga menjabat sebagai Ketua Dewan DPC Partai Gerindra Kota Depok sejak 2010. Selain itu, Pria kelahiran 9 Oktober 1970 juga memiliki latar belakang sebagai seorang pengusaha. Dia tercatat pernah menjadi pimpinan umum PT Aksara Depok Makmur (Penerbit Harian Monitor Depok) periode 2008-2015.
ADVERTISEMENT
Paslon Pradi-Afifah Alia mengusung visi 'Depok Mengayomi Semua'. Dalam lampiran visi misi yang diserahkan ke KPU Pradi-Afifah Alia menjelaskan maksud dari visi yang diusung yakni, pemerintah kota sebagai penyedia layanan, pemerintah kota memberi perlindungan dan rasa aman, pemerintah kota bertannggung jawab memfasilitasi warga dalam mengusahakan kehidupan yang layak.
Kota Depok Milik Semua
Pemerintah kota menyediakan layanan, perlindungan, rasa aman, kesejahteraan pada semua warga tanpa diskriminasi, pemerintah kota memudahkan warga mengakses layanan, perlindungan, rasa
aman, kesejahteraan pada semua warga tanpa diskriminasi. Kota memelihara lingkungan hidup agar mendukung rasa aman, perlindungan dan kesejahteraan warga.
Seperti apa hasil pertarungan dua kandidat yang berpisah ini? Kita tunggu hasilnya 9 Desember mendatang.
Live Update