Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Prosesi haji di Masjidil Haram bukan perkara yang ringan. Jemaah haji harus memiliki fisik yang fit untuk bisa melalui tawaf dan sai dengan mulus. Namun, bagi jemaah lansia dan sakit jangan khawatir, ada solusinya.
ADVERTISEMENT
Di lantai 5 Masjidil Haram di Makkah terdapat satu jalur khusus untuk skuter-skuter listrik. Kendaraan ini disewakan untuk para jemaah yang merasa berat untuk tawaf tujuh kali keliling Ka'bah atau sa'i bolak-balik bukit Safa dan Marwah tujuh kali.
Skuter ini nyaris tak bersuara dan ramah lingkungan. Kecepatannya mencapai 20 km/jam dan memiliki dua pilihan seat, berbangku satu atau dua.
Kebanyakan yang menggunakannya adalah jemaah lansia yang tidak kuat berjalan jauh. Betapa tidak, saat tawaf jemaah setidaknya berjalan sejauh 3,5 kilometer untuk tujuh putaran jika situasi padat. Jika dapat bagian di atap, putaran akan lebih jauh bisa mencapai 2 km untuk satu putaran saja.
Sedangkan sa'i, berjalan antara Safa dan Marwah tujuh kali bisa memakan jarak hingga 3,15 km. Total jemaah dalam prosesi haji di Masjid Haram menempuh jarak 7-10 km dan memakan waktu sekitar 2-4 jam.
ADVERTISEMENT
Ini tentu saja berat bagi jemaah lansia. Dengan skuter, mereka bisa santai melaju di lantai khusus kendaraan listrik. Lantainya sepi, tidak perlu berdesakan. Skuter bisa digunakan untuk tawaf dan sa'i.
"Menggunakannya sangat mudah, jika ditekan tuasnya dia jalan, dilepas dia berhenti," kata Mursyid Syafei (62), jemaah Indonesia yang berboncengan di skuter dengan istrinya, Yusdiana (56).
Untuk menggunakan skuter ini jemaah harus rogoh kocek dalam-dalam. Untuk satu sesi tawaf atau sa'i, jemaah dikenakan biaya 100 riyal atau sekitar Rp 400 ribu. Ini masih lebih murah ketimbang menyewa orang untuk mendorong kursi roda yang bisa mencapai 300 riyal atau Rp 1,2 juta.
"Setiap harinya skuter kami disewa sekitar 700 jemaah," kata Ahmad Al Harbi, petugas penyewaan skuter.
Tapi tidak semua penyewa skuter ini adalah jemaah lansia. Ada juga jemaah yang masih kuat berjalan menggunakannya. Resnawati (57), seorang jemaah, mengaku pernah menggunakan skuter karena dibayari saudaranya dan ingin coba-coba.
ADVERTISEMENT
Walau prosesnya cepat dan tidak melelahkan, namun dia merasa ada yang kurang. "Seperti ada yang kurang, kurang khusyuk, dan kena angin naik skuter kami jadi mengantuk," kata dia.