Tawuran Remaja di Pasar Rebo: Ingin Dianggap Jagoan, Sengaja Pilih Waktu Subuh

30 Januari 2024 19:09 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Celurit yang dipakai oleh pelaku tawuran di Flyover Pasar Rebo. Foto: Thomas Bosco/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Celurit yang dipakai oleh pelaku tawuran di Flyover Pasar Rebo. Foto: Thomas Bosco/kumparan
ADVERTISEMENT
Polisi menetapkan empat remaja sebagai tersangka kasus tawuran di Flyover Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (30/1). Dari hasil pemeriksaan, para itu remaja itu sengaja tawuran saat waktu salat subuh.
ADVERTISEMENT
Kapolres Jakarta Timur Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly mengatakan, waktu salat Subuh dipilih untuk menghindari patroli polisi. Pada waktu tersebut, polisi disebut sedang beribadah.
"Para pelaku tawuran ini mereka kucing-kucingan dengan pihak kepolisian karena kejadian yang terjadi ini pada saat jam salat subuh, jadi anggota kami melaksanakan salat subuh otomatis kami tidak ada melakukan patroli, di situlah mereka memanfaatkan waktu itu untuk melaksanakan tawuran," kata Nicolas di Mapolres Jakarta Timur.
Tawuran ini terjadi pada Minggu (28/1) subuh. Dalam tawuran ini, DSS (17) yang merupakan korban sekaligus pelaku tawuran, tangannya putus usai ditebas dengan celurit.
Sedangkan identitas keempat tersangka yakni berinisial AM (17), AP (16), RA (15), P (17). Meski masih di bawah umur, kepolisian sebut tetap menindak tegas mereka dan terancam hukuman kurungan maksimal 9 tahun penjara.
ADVERTISEMENT
"Pasal yang dipersangkakan terhadap mereka adalah Pasal 76c jo Pasal 80 undang-undang RI Nomor 35 tahun 2014 dan atau Pasal 170 KUHP dan atau Pasal 351 KUHP dengan ancaman hukuman penjara selama 9 tahun," bebernya.
Tawuran di Jalan Basuki Rachmat, Jakarta Timur, Minggu (28/1/2024). Foto: Instagram/@ayuramdhaani

Ingin dianggap jagoan

Dari hasil pemeriksaan, lanjut Nicolas, para remaja sengaja tawuran untuk menunjukkan eksistensi dan siapa yang paling jagoan di antara kelompok mereka.
"Saling, Ya kalau bagi kami melihatnya aktualisasi diri. Jadi pingin mau diakui pingin, ya berawal dari saling ejek ya. Siapa yang jagoan, siapa yang lebih hebat," ungkapnya.
Menurut Nicolas, otak tawuran ini berinisial FAA. Dia masih buron dan diduga melarikan diri ke luar kota.
"Saudara FAA itu yang otak itu masih dan teman-teman pelaku yang lain masih dalam pengejaran pihak Polres Metro Jakarta Timur," ujar Nicolas.
ADVERTISEMENT