Teka-teki Ancaman Pembunuhan Band Radja di Malaysia

15 Maret 2023 8:58 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ian Kasela Foto: Maria Gabrielle Putrinda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ian Kasela Foto: Maria Gabrielle Putrinda/kumparan
ADVERTISEMENT
Band Radja mengalami insiden tak menyenangkan usai konser di Johor Bahru, Malaysia, beberapa waktu lalu. Mereka diancam oleh beberapa pria di sana.
ADVERTISEMENT
Ian Kasela dan para personel Radja yang lain pun akhirnya membuat laporan ke Mabes Polri, Jakarta. Mereka takut, para pelaku pengancaman mencari mereka lagi dan melakukan tindakan yang lebih berbahaya.
Usai membuat laporan, Ian menceritakan kronologi pengancaman yang mereka alami di Malaysia. Ian mengatakan, awalnya konser berjalan lancar dan para penonton merasa terhibur.
"Enggak ada penonton kecewa, bahkan after show kita menemui mereka, sesi foto. Tapi setelah itu, kita disekap dalam kamar, datang kurang lebih 20 orang di luar ruangan," kata Ian Kasela.
Ian menyebut, orang-orang itu tak memberikan salam terlebih dahulu saat menghampiri para personel Radja. Mereka langsung marah dengan nada tinggi.
"Mereka maki-maki kita dengan bahasa mereka. Kita sudah enggak berdaya, kita dibuat diam. Kita mau ngomong, dibentak. Gue coba mau meredam, badan gue didorong, gue mundur ke belakang, gue duduk. Mau coba bangkit, dibentak lagi," jelas dia.
ADVERTISEMENT
"Mereka bilang, 'You orang Indonesia tidak boleh macam-macam di sini.' Gue bilang, 'Gue macam-macam apa? Bro, apa yang gue perbuat sampai lo kayak gini?' Dia sampai bilang, kalau bahasa kita ya, 'Kalau gue dengar lo masih sekitar sini, Kuala Lumpur, Johor, sekitarnya, lo semua mati.' Berkali-kali ya tanpa alasan yang jelas," lanjutnya.
Ian mengira dirinya dan para personel lain "dijebak" oleh orang-orang di sana. Sebab, mereka seperti digiring masuk ke dalam ruangan.
Grup band Radja Foto: Munady Widjaja

Menteri Malaysia soal Ancaman Pembunuhan Radja: Beberapa Orang Sudah Ditangkap

Pemerintah Malaysia memantau kasus ancaman pembunuhan terhadap band Radja yang terjadi usai menggelar konser di Johor. Pihaknya pun akan menunggu hasil investigasi polisi terkait perkembangan kasus tersebut.
Dikutip dari The Star, pernyataan itu disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Malaysia, Fahmi Fadzi, pada Senin (13/3).
ADVERTISEMENT
“Keselamatan artis adalah masalah serius, tapi kami harus menunggu laporannya,” kata Fahmi.
“Kami akan membiarkan polisi melanjutkan penyelidikan mereka; saya diberi tahu bahwa beberapa orang telah ditangkap sehubungan dengan kasus ini, jadi kami akan menunggu informasi baru dari pihak berwenang,” tutur dia
Fahmi kemudian mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam menyampaikan pendapat — terutama di dunia maya, karena tindakan itu dapat dengan mudah disalahartikan oleh orang lain dan memicu perselisihan.
“Saya pikir kita harus berhati-hati dengan apa yang kita katakan di dunia maya, dan itulah mengapa literasi digital atau internet itu penting. Terkadang, apa yang kita anggap sebagai lelucon bisa jadi berbeda bagi orang lain,” kata Fahmi.
Grup band Radja Foto: Munady Widjaja

Penyelenggara Konser Minta Maaf

Mimosa Event & Entertainment selaku penyelenggara konser itu akhirnya buka suara. Mereka memberikan pernyataan lewat akun Instagram @mee2_events.
ADVERTISEMENT
Dalam pernyataan tertulis itu, Mimosa mengatakan bahwa kejadian tersebut hanya kesalahpahaman saja. Katanya, laporan Radja tak menggambarkan kejadian sebenarnya.
"Kami ingin menginformasikan bahwa laporan tersebut tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya dan merupakan hasil dari kesalahpahaman mengenai komitmen komersial dan operasional selama acara berlangsung," tulis pernyataan itu.
Kesalahpahaman itu berawal dari diskusi yang berlangsung antara pihak penyelenggara dan manajemen Radja. Namun, diskusi tersebut berlangsung buntu dan menyulut keributan.
Grup band Radja Foto: Munady Widjaja
Menurut pihak penyelenggara, kondisi tersebut masih tetap terkendali. Mereka juga menekankan bahwa Radja tak tahu persis pokok permasalahan dalam diskusi tersebut.
"Grup Radja sama sekali tidak mengetahui semua masalah yang diangkat sebelum dan selama konser karena semua komunikasi antara penyelenggara dan grup hanya melalui Manajer Lokal grup," ujar penyelenggara.
ADVERTISEMENT
"Hal ini menyebabkan ketidaksesuaian informasi yang seharusnya diterima oleh kelompok yang terlibat dari pihak penyelenggara," tambahnya.
Dalam hal ini, pihak penyelenggara bakal bekerja sama dengan pihak terkait untuk menyelesaikan persoalan itu secara baik-baik.
"Kami berharap ini bisa diselesaikan dan tidak ada perselisihan yang berlarut-larut," tutur penyelenggara.
Lebih lanjut, pihak penyelenggara juga meminta maaf kepada Radja atas persoalan itu. Mereka sangat menyesali persoalan tersebut bisa terjadi.
"Pihak penyelenggara sangat menyesalkan kejadian tersebut dan dengan tulus meminta maaf kepada Radja Group atas kejadian tersebut," tandasnya.
Ian Kasela di DPP PDIP Foto: Aria Pradana/kumparan

Tanggapan Ian Kasela soal Pernyataan Penyelenggara Konser

Ian Kasela menanggapi soal pernyataan yang dilontarkan penyelenggara konser. Ia menyebut bahwa pihak penyelenggara kembali berbohong.
"Kenapa harus berbohong lagi? Kami tahu kamu punya power, untuk apa perlakukan kami secara biadab? Padahal kami sudah penuhi undangan dan menghibur semua orang," tulis Ian Kasela di Instagramnya.
ADVERTISEMENT

Polisi Malaysia Kirim Berkas Penyelidikan Ancaman Kematian Radja ke JPU

Kepolisian Johor Baru di Malaysia telah menyelesaikan investigasi terkait ancaman kematian terhadap Radja. Band asal Banjarmasin itu baru saja menggelar konser di Larkin, Johor Baru, belum lama ini.
Kepala Kepolisian Negara Bagian Johor Baru, Comm Datuk Kamarul Zaman Mamat, mengatakan kini berkas perkara diserahkan ke kejaksaan setempat.
"Kami memintai keterangan dari 17 individu dan dua terduga pelaku sebagai bagian dari investigasi juga ancaman kematian juga menggunakan kata-kata kotor ke anggota band," kata Kamarul seperti dikutip dari The Star.
"Berkas penyelidikan sudah dikirimkan ke deputi jaksa penuntut umum untuk meminta arahan dan instruksi lebih lanjut," sambung dia.
Dia memastikan, seluruh penyelidikan dilakukan tanpa kompromi. Proses juga digelar sesuai dengan hukum berlaku.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, Kamarul meminta publik untuk tidak berspekulasi lebih jauh mengenai ancaman pembunuhan terhadap Radja.
Saat ini kepolisian sudah menetapkan dua pria berusia 37 dan 48 tahun sebagai tersangka ancaman pembunuhan. Mereka ditangkap di selatan Johor Baru pada Minggu (12/3).