Teka-teki Bansos Beras Kemensos yang Diusut KPK

25 Mei 2023 8:11 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Kasus dugaan korupsi bantuan sosial (bansos) beras kembali menjadi perhatian publik. Berawal dari penggeledahan yang dilakukan oleh KPK di Kantor Kemensos pada Selasa (23/5).
ADVERTISEMENT
Saat itu, salah satu ruangan yang digeledah ialah ruang kerja Sekretariat Ditjen Pemberdayaan Sosial Kemensos. Sejumlah barang bukti dokumen terkait kasus tersebut diamankan penyidik.
Kasus ini diduga terkait penyidikan dugaan korupsi penyaluran bantuan sosial beras untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) Tahun 2020 sampai dengan 2021 di Kemensos RI.
Salah satu tersangka yang ditetapkan oleh KPK yakni Kuncoro Wibowo. Dia merupakan direktur utama BUMN dalam bidang logistik, Bhanda Ghara Reksa (BGR) Logistic selama 3 tahun setengah sampai Desember 2021 lalu.
Saat menjabat sebagai Dirut BGR Logistics, ia bertanggung jawab terhadap distribusi bantuan sosial sembako milik Kementerian Sosial sebanyak 1,65 juta paket.
BGR Logistics juga berperan penting dalam penyaluran bantuan kepada masyarakat terdampak COVID-19. Diduga, kasus yang menjerat Kuncoro terkait jabatannya sebagai Dirut BGR Logistics tersebut.
ADVERTISEMENT
Dari penggeledahan KPK, berujung sorotan kembali terhadap kasus tersebut. Berikut respons sejumlah pihak terkait penggeledahan tersebut:
Menteri Sosial Tri Rismaharini menyampaikan keterangan kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (30/4/2021). Foto: Reno Esnir/ANTARA FOTO
Cerita Risma Temui Penyidik KPK Sebelum Penggeledahan
Menteri Sosial Tri Rismaharini (Risma) sempat menemui penyidik sebelum penggeledahan dilakukan. Risma sedang rapat ketika mendapat informasi bahwa penyidik KPK datang untuk melakukan penggeledahan.
"Kemarin ceritanya saat saya kerja, saya rapat bersama staf tiba-tiba ada dari umum menyampaikan ke saya, 'Bu ada KPK mau ke Dayasos (Ditjen Pemberdayaan Sosial Kemensos)," papar Risma ke wartawan di kantornya, Rabu (24/5).
"Saya langsung nangkep pasti kaitannya dengan BGR (Bhanda Ghara Reksa), karena memang anggarannya dari situ," sambungnya.
Risma pun bertemu dan mempersilakan penyidik KPK melakukan penggeledahan. Risma mengaku tak tahu banyak soal kasus bansos beras tersebut. Sebab kasus itu terjadi sekitar September 2020, sementara dia baru dilantik pada 27 Desember 2020.
ADVERTISEMENT
Ia menyatakan bahwa Kemensos di bawah kepemimpinannya sudah tidak lagi menyalurkan bansos berupa barang, melainkan cuma dalam bentuk uang.
Risma Akui Bansos Beras Kemensos Aneh
Meski tak banyak tahu soal kasus korupsi Bansos Beras, Risma menyebut pengadaan itu memang aneh.
"Kenapa yang duitnya di Dayasos (Pemberdayaan Sosial) kenapa kemudian ada orang dari Linjamsos (Perlindungan Jaminan Sosial) turut serta," kata Risma.
Keanehan itu, menurut Risma, dirasakannya karena dia juga merupakan PNS. Sehingga, ia mengaku paham soal anggaran. Dilihat secara administrasi, aneh itu lantaran adanya staf yang ikut terlibat dalam pengadaan itu, meski berbeda Ditjen.
"Kok kemudian ada orang Linjamsos kena, saya bingung, ini gimana administrasi, karena itu sebetulnya udah enggak boleh," ujar dia.
ADVERTISEMENT
Risma tidak menyebut siapa staf yang dimaksud. Namun, ia menyatakan bahwa staf tersebut sudah dinonjobkan.
"Yang terlibat ini yang langsung saya pindah ke satu tempat yang tidak megang keuangan yang berat, saya pindah, kan kalo ada salah saya harus periksa," ujar Risma.
"Saya memang ada yang saya nonjobkan, tetapi itu harus diperiksa dulu, saya kalau melakukan itu, karena saya bisa digugat, mereka berhak gugat saya kalau tidak betul. Yang penting dia tidak megang yang strategis," kata dia.
Ilustrasi KPK. Foto: Hedi/kumparan
Risma Bersyukur Kemensos Digeledah KPK
Risma mengaku senang KPK menggeledah kantornya. Risma bersyukur karena dengan adanya penggeledahan itu maka dia akan bisa mudah mengingatkan jajarannya untuk bekerja secara profesional.
"Makanya, di sini, teman-teman Kemensos, saya bersyukur kemarin kejadian kemarin, mungkin bagi orang lain itu aib atau apa, saya bersyukur kenapa, saya biar mudah ingatkan teman-teman Kemensos," kata Risma.
ADVERTISEMENT
"Kalau ada yang tidak percaya dengan apa yang saya inginkan, mereka sekarang mungkin berubah pikiran, oh ternyata begitu, saya senang terus terang," sambungnya.
Kader PDIP itu pun menyatakan bahwa dirinya seringkali mengingatkan jajaran Kemensos untuk tidak main-main dengan bansos.
"Makanya saya senang (ada penggeledahan KPK), biar teman-teman Kemensos juga tahu, kalau mereka tidak nurut apa yang saya sampaikan kejadian itu akan berulang, tapi bahwa niat atau apa pun itu tidak ada dari saya, niat aja enggak ada," papar Risma.
"Kepikir saja enggak ada, apalagi saya mau nyakitin orang-orang miskin. Gila ini, saya bilang. Saya mau dapet neraka mana kalau saya nangani orang miskin kemudian saya lakukan itu (korupsi)," pungkasnya.
ADVERTISEMENT