Teka-teki Menelusuri Penggerak Massa ke McD Sarinah

11 Mei 2020 15:22 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di McD Sarinah jelang penutupan. Foto: Dok. Kharis
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di McD Sarinah jelang penutupan. Foto: Dok. Kharis
ADVERTISEMENT
Tanggal 10 Mei 2020, restoran cepat saji Mc Donald's yang berada di kompleks pertokoan Sarinah, Jakarta Pusat, resmi tutup, setelah 30 tahun melayani masyarakat Ibu Kota. Tak heran jika banyak warga yang berkumpul di depan restoran tersebut di hari terakhir beroperasi.
ADVERTISEMENT
Ada yang bernostalgia mengenang momen-momen tak terlupakan ketika mengunjungi Mcd, ada pula yang sekadar ingin mengabadikan saat-saat terakhir itu dan mengunggahnya di linimasa.
Warga berfoto di McD Sarinah jelang penutupan. Foto: Dok. Kharis
Tentu saja, hal tersebut menimbulkan reaksi dari sejumlah pihak, khususnya Satpol PP DKI Jakarta karena banyaknya massa yang berkumpul di sebuah lokasi keramaian di tengah Pemberlakuan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Pada Minggu (10/5) sekitar pukul 22.00 WIB, Kepala Satpol PP Arifin bersama anggotanya dan sejumlah personel TNI meminta masyarakat yang berkumpul di depan McD Sarinah untuk membubarkan diri.
Untuk diketahui, McD Sarinah berada di kawasan Jakarta Pusat, tepatnya di Kelurahan Gondangdia, Kecamatan Menteng. Menurut peta persebaran COVID-19 DKI Jakarta, kawasan tersebut memiliki jumlah kasus positif mencapai 9 orang.
Kasatpol PP DKI Jakarta, Arifin, memberikan teguran keras terhadap pengelola McD Sarinah. Foto: Dok. Satpol PP
Kelurahan Gondangdia berbatasan langsung dengan Kelurahan Kebon Kacang yang masuk ke dalam zona merah corona.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan peta persebaran corona Jakarta, jumlah kasus di Kelurahan Kebon Kacang pada Senin (11/5) telah mencapai 69 kasus, dengan rincian 17 orang dirawat, 9 orang sembuh, 4 meninggal dunia, dan 39 orang menjalani isolasi mandiri.
Peta Kasus COVID-19 di Kelurah Kebon Kacang, Jakarta Pusat. Foto: Dok. corona.jakarta.go.id
Peta Kasus COVID-19 di Kelurah Kebon Melati, Jakarta Pusat. Foto: Dok. corona.jakarta.go.id
McD Sarinah juga berbatasan langsung dengan Kelurahan Kebon Melati yang sama-sama terpantau berada di zona merah corona.
Hingga 11 Mei 2020, jumlah kasus di Kelurahan Kebon Melati mencapai 46 kasus, dengan rincian 15 orang dirawat, 3 orang meninggal dunia, 3 orang sembuh, 28 sehat dan diperbolehkan pulang, 3 dalam proses pemantauan, 49 selesai dipantau, dan 25 orang menjalani isolasi mandiri.
Hingga kini masih misterius siapa pihak yang mencetuskan kegiatan kumpul-kumpul di hari terakhir beroperasinya Mcd Sarinah tersebut. Apakah inisiatif dari perorangan atau ada yang mengkoordinir?
ADVERTISEMENT
Bila sengaja mengkoordinir tentu bertentangan dengan aturan PSBB di Jakarta. Jelas disebut dalam aturan, orang tidak boleh berkumpul lebih dari 5 orang.
Tak ada alasan pengecualian apakah itu dengan social distancing dan lainnya.
Namun, sebelumnya akun instagram resmi Mcdonald's Indonesia sempat mengajak masyarakat untuk memposting foto atau video kenangan mereka ketika mengunjungi Mcd Sarinah 30 tahun ke belakang.
Perbincangan mengenai massa yang berkumpul di hari terakhir beroperasinya Mcd Sarinah ini juga ramai di media sosial.
Di media sosial Twitter, sejumlah video tentang suasana nostalgia itu beredar, dan menimbulkan reaksi dari netizen.
Tak sedikit yang mengkritik kebijakan pihak McD dan Sarinah yang masih mengizinkan massa untuk berkumpul di tengah pelaksanaan PSBB DKI.
ADVERTISEMENT
Bahkan ada netizen yang berkomentar bahwa McD akan kembali beroperasi di Sarinah setelah kompleks pertokoan tertua di Jakarta itu selesai direnovasi.
Belum ada penjelasan resmi dari pihak mcdonalds Indonesia mengenai peristiwa ini. Associate Director of Communication McDonald's Indonesia, Sutji Lantyka mengatakan, pihaknya ingin meminta waktu terlebih dahulu untuk mendiskusikannya dengan jajaran terkait.
"Saya minta waktu sebentar ya, nanti akan sy jawab ya, mohon maaf," ujar Sutji saat dikonfirmasi kumparan.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk! bantu donasi atasi dampak corona