news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Teknologi Penyelamat Proklamasi

15 Agustus 2018 21:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
17 Agustus 1945 menjadi salah satu hari terpenting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Di tanggal itu, Proklamasi kemerdekaan Indonesia, tanda terlepas dari belenggu penjajah dan kolonialisme, dibacakan Sukarno.
ADVERTISEMENT
Di Jakarta, warga bersuka ria menyambut pembacaan teks Proklamasi. Ratusan warga berkumpul di rumah yang dihuni Sukarno, menyaksikan langsung momen terpenting dalam perjuangan mereka.
Tapi, suka ria menyambut Proklamasi di tanggal 17 Agustus rupanya hanya terasa di beberapa kota. Kabar Indonesia telah merdeka tidak langsung menyebar ke seluruh penjuru negeri.
Butuh perjuangan keras untuk bisa mengabarkan bahwa Indonesia telah merdeka sampai ke telinga warga di pelosok desa. Bahkan, di Kalimantan, kabar kemerdekaan Indonesia sebenarnya sudah didengar seorang warga, namun dia takut menyebarkan kabar gembira itu ke warga lainnya.
Pengambilan foto reka kejadian dilokasi yang sama dari Presiden Sukarno membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan RI Tahun 1945. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan dan ANTARA FOTO/IPPHOS)
Radio yang menjadi salah satu teknologi tercanggih saat itu masih dalam penguasaan Jepang. Rakyat harus bersiasat agar kabar kemerdekaan segera tersiar. Radio, telegram, mesin cetak dikerahkan. Meski akhirnya, tetap butuh waktu lama hingga sebulan lebih agar kabar Proklamasi sampai ke pelosok negeri.
ADVERTISEMENT
Untuk memperingati Proklamasi kemerdekaan Indonesia, kumparan akan mengulas jalan panjang penyebaran berita Proklamasi. Kami menelusuri jejak-jejak sejarah di beberapa daerah yang menjadi pusat penyebaran kabar kemerdekaan.
Simak ulasan lengkapnya dengan follow topik Penyelamat Proklamasi. Story-story akan kami sajikan pada Kamis (16/8) hingga Sabtu (18/8).