Telat, Vaksin Novavax Baru Tiba Oktober, Johnson & Johnson September

25 Agustus 2021 12:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (8/2). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (8/2). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Menkes Budi Gunadi Sadikin menyampaikan rencana kedatangan vaksin corona ke Indonesia akan mencapai jumlah tertingginya pada September 2021. Pada bulan tersebut, akan ada sekitar 80 juta dosis vaksin corona yang akan tiba di RI.
ADVERTISEMENT
"Terlihat dosisnya akan tinggi puncaknya di bulan September sekitar 80 juta dosis. Perbandingannya dari Januari sampai Juli selama 7 bulan kita kedatangan 90 juta dosis, Januari-Juni itu 70 juta dosis. Kita menyuntikkan 70 juta dosis selama 6 bulan, sekarang 80 juta dosis dalam sebulan," jelas Budi Gunadi dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR, Rabu (25/8).
Salah satu vaksin corona yang direncanakan tiba Agustus ini adalah Novavax buatan Amerika Serikat. Namun, Budi menuturkan kedatangan vaksin Novavax ini akan terlambat karena belum mendapatkan izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS.
Ia menjelaskan, transaksi terkait vaksin Novavax ini dilakukan antara PT Indofarma dengan Serum Institute of India. Vaksin ini juga akan hadir dari skema COVAX GAVI dari WHO.
Ilustrasi vaksin corona Novavax. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
ADVERTISEMENT
"Novavax karena rencananya tadi akan menerima di Agustus, tapi bergeser karena Novavax di US belum mendapatkan EUA (Emergency Use Authorization) dari FDA, jadi kita geser ke Oktober," kata dia.
Selain itu, Budi menuturkan pemerintah telah mendapatkan kerja sama bilateral dengan sejumlah negara barat terkait pengadaan vaksin corona. Akan tetapi, jumlahnya hingga kini masih bisa berubah.
Termasuk juga rencana kedatangan vaksin Johnson & Johnson dari Belanda yang direncanakan tiba pada September mendatang. Jumlahnya diperkirakan mencapai 3 juta dosis vaksin.
Ilustrasi vaksin corona Johnson & Johnson. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
"Vaksin yang datang ini cukup beragam. Nanti kita membutuhkan seni sendiri bagaimana kita mengatur vaksinasinya dilakukan dengan benar," tuturnya.
"Contohnya, kita akan kedatangan Johnson & Johnson grant dari Belanda itu tergeser [kedatangannya] ke bulan depan [September]. Itu hanya vaksin yang cukup disuntik satu kali," tutup Budi Gunadi.
ADVERTISEMENT
Hingga akhir bulan ini, Indonesia akan kembali kedatangan jutaan dosis vaksin AstraZeneca, Sinovac, dan Pfizer, dengan total 172 juta dosis vaksin dapat diterima.