Tempat Karantina Berpotensi Kolaps dalam 3 Bulan Jika Sehari 3.500 WNI Pulang

17 Desember 2021 19:12 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi penumpang di bandara Foto: Dok. AP I
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penumpang di bandara Foto: Dok. AP I
ADVERTISEMENT
Di tengah kemunculan varian Omicron di Indonesia, Satgas COVID-19 mencatat WNI yang pulang ke Tanah Air mencapai 3.500 orang per hari. Hal itu disampaikan Kepala BNPB sekaligus Kasatgas COVID-19 Mayjen Suharyanto saat rapat dengan Komisi IX DPR.
ADVERTISEMENT
"Kami juga koordinasi dengan menteri PUPR. Jadi sekarang yang dibuka kan Bandara Soetta dan Bali. Soetta sudah kelihatan tak mampu karena satu hari bisa 3.000-3.500. Kemarin kami koordinasi dengan Menteri PUPR ada kemungkinan akan dibuka di Bandara Juanda (Surabaya)," kata Suharyanto, Senin (13/12).
Sejak 1 Desember 2021, pemerintah juga sudah memberlakukan aturan karantina bagi pelaku perjalanan dari luar negeri. Khusus untuk WNI yang punya riwayat perjalanan dari Afsel, Botswana, Namibia, Leshoto, Mozambik, Eswatini, Zimbabwe, Malawi, Anggola, Zambia, dan Hong Kong harus karantina selama 14 hari. Sedangkan mereka yang tidak berasal dari 11 negara itu hanya karantina selama 10 hari.
Infografik Karantina Masuk Indonesia Makin Ketat. Foto: kumparan
Secara teknis, tempat karantina bagi WNI yang pulang dari luar negeri juga dibedakan. Untuk pelajar/mahasiswa, ASN, dan pekerja migran dapat melakukan karantina di Wisma Atlet Pademangan, Rusun Nagrak Cilincing, Serta Rusun Pasar Rumput. Sementara itu, masyarakat umum yang pulang dari luar negeri wajib karantina di hotel dengan biaya sendiri.
ADVERTISEMENT
Lantas, apakah seluruh tempat karantina itu dapat menampung arus kepulangan WNI?

Bedah Kapasitas Karantina di Jakarta

Hal pertama yang perlu ditelusuri adalah jumlah kapasitas di seluruh tempat karantina. Berdasarkan catatan kumparan, kapasitas karantina di Wisma Atlet Pademangan mencapai 6.000 orang, Rusun Nagrak Cilincing 3.500 orang, serta Pasar Rumput mencapai 5.500 orang.
Sementara itu, jumlah hotel yang menjadi rujukan Satgas COVID-19 mencapai 72 hotel. Semua hotel tersebut memiliki sertifikasi CHSE atau Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan) dari Kemenparekraf.
Data hotel yang dirilis Satgas COVID-19 itu total memiliki jumlah alokasi kamar untuk karantina mencapai 10.680. Lalu berdasarkan hasil wawancara kumparan dengan sejumlah pengelola hotel, satu kamar karantina dapat diisi maksimal 3 orang. Oleh sebab itu, jumlah kapasitas 72 hotel itu kurang lebih dapat mencapai 32.040 orang.
ADVERTISEMENT

Jumlah WNI dari LN vs Kapasitas Karantina

Ada dua skema yang dapat kita hitung dengan data kepulangan WNI per hari dan data kapasitas kamar. Itu pun dengan asumsi bahwa data kepulangan WNI tetap dan tidak bertambah atau berkurang.
Skema pertama, kita bisa mengasumsikan seluruh WNI yang datang seluruhnya tak memiliki riwayat perjalanan dari 11 negara yang di-banned. Artinya, mereka cukup karantina 10 hari. Apabila hal itu terjadi, maka dapat dipastikan kapasitas karantina yang kita miliki tak akan pernah kolaps.
Hal itu dapat terjadi lantaran data WNI yang karantina akan konsisten di angka 31.500 orang saat H 10. Angka tersebut setara dengan 66,96 persen dari kapasitas karantina (47.040 orang). Kuncinya adalah di saat ada 3.500 orang yang masuk di H 10, akan ada juga 3.500 orang yang kaluar di H 10, begitu pun seterusnya.
ADVERTISEMENT
Skema Kedua, kita bisa mempertimbangkan jumlah WNI yang datang dari 11 negara yang di-banned. Kita, misalnya, dapat membuat pemodelan dengan mengasumsikan mereka yang datang dari luar negeri dan memiliki riwayat ke 11 negara mencapai 5 persen. Jumlah itu setara dengan 175 orang dari 3.500 WNI yang tiba di Tanah Air.
Nah, dengan skema tersebut, akan ada 175 orang yang selesai karantina di hari ke 14. Sementara, akan ada pula 3.325 orang yang selesai karantina di hari ke 10.
Dengan pemodelan tersebut, kita bisa melihat bahwa kapasitas karantina akan kolaps di hari ke 94 atau setara 3 bulan. Saat itu terjadi, kapasitas tempat karantina akan mencapai 46.901 orang. Jumlah itu setara dengan 99,70 persen kapasitas. Di hari ke 95, tempat karantina tidak akan lagi bisa menampung 43 orang.
ADVERTISEMENT

Wisma Makin Penuh dan Biaya Hotel yang Mahal

Hitung-hitungan di atas adalah asumsi kasar dengan menggabungkan jumlah orang di hotel serta wisma/rusun yang disediakan pemerintah. Padahal dalam praktiknya, hotel dan wisma/rusun memiliki target yang berbeda.
Per 17 Desember 2021, misalnya, jumlah orang yang karantina di Wisma Pademangan mencapai 4.821 orang. Jumlah itu mencapai 80,35 persen dari kapasitas. Mereka yang menetap di sana adalah pelajar/mahasiswa, ASN, serta pekerja migran.
Hotel berbintang di Riyadh yang digunakan Arab Saudi untuk tempat karantina virus corona. Foto: Taghreed Al-Tassan / AFP
Sementara itu, hotel tentu bukan pilihan terbaik untuk mereka. Berdasarkan situs quarantinehotelsjakarta.com, misalnya, harga hotel per orang untuk 9 malam paling murah mencapai Rp 7,8 juta hingga Rp 21,7 juta. Itu pun sebagian sudah penuh. Sebagai tempat karantina, hotel saat ini ditargetkan untuk masyarakat yang pulang usai plesiran.
ADVERTISEMENT
Saat kumparan mencoba mengontak ASTON Kemayoran City Hotel Jakarta, misalnya, mereka menyatakan sudah penuh. Mereka justru menyebut kamar untuk karantina bisa di-booking lagi pada 24 Desember 2021. Hotel tersebut membanderol Rp 9 juta untuk sembilan malam karantina