Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.5
21 Ramadhan 1446 HJumat, 21 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

ADVERTISEMENT
Kantor media Tempo mendapat kiriman kepala babi pada Rabu (19/3). Kepala babi tersebut dibungkus kotak kardus yang dilapisi stirofoam.
ADVERTISEMENT
Kotak tersebut ditujukan kepada "Cica". Di Tempo, Cica adalah nama panggilan Francisca Christy Rosana, wartawan desk politik dan host siniar Bocor Alus Politik.
Paket tersebut diterima satuan pengamanan Tempo pada Rabu (19/3) pukul 16.15 WIB. Cica baru menerima keesokan harinya, Kamis (20/3) pukul 15.00 WIB.
Kala itu, Cica baru pulang dari liputan bersama Hussein Abri Yusuf Muda Dongoran. Karena mendapat informasi ada paket kiriman untuknya, ia membawa kotak kardus tersebut ke kantor.
Hussein yang membuka kotak itu. Ia mencium bau busuk ketika baru membuka bagian atas kardus tersebut.
Ketika stirofoam terbuka, Hussein melihat isinya kepala babi. Ia dan Cica serta beberapa wartawan membawa kotak kardus ke keluar gedung. Setelah kotak kardus sudah dibuka seluruhnya, terpampang di sana kepala babi. Kedua telinganya terpotong.
ADVERTISEMENT
Pemimpin Redaksi Tempo, Setri Yasra, mengatakan kiriman paket berisi kepala babi tersebut sebagai bentuk teror terhadap kebebasan pers.
"Ini adalah teror terhadap proses kerja jurnalistik. Cica, kamu, saya, adalah wartawan yang bekerja diatur undang-undang," kata Setri.
Kondisi Cica
Setri menuturkan bahwa Cica sempat terkaget-kaget. "Dipikir orang mengirim kue, rupanya kepala babi. Secara psikologis memang aman, tadi sudah kerja taping untuk BAP (Bocor Alus Politik)," katanya.
Tempo pun akan memberikan perlindungan ke Cica. Sejauh ini, telah ada 2 wartawan sekaligus host BAP Tempo yang "diteror": Cica dan Hussein—kaca mobilnya dilempari batu hingga pecah.
"Kita punya SOP untuk menjaga keselamatan wartawan, ada level yang kita anggap sudah ada 'potensi ancaman'. Mekanismenya, wartawan tersebut tidak boleh sendiri, harus ada yang menemani," ujar Setri.
ADVERTISEMENT
Akan Lapor Polisi
Menurut Setri, Tempo mempertimbangkan untuk melaporkan kejadian itu ke polisi. Peristiwa perusakan mobil Hussein pun telah dua kali dilaporkan ke polisi—belum ada tersangka.
"Mendapat gangguan ini, meski kita tidak tahu siapa yang meneror, apa urusannya, untuk mendapatkan keadilan tentu kita harus melapor ke lembaga penegak hukum, polisi," kata Setri.
Kapan akan lapor polisi, Setri belum membeberkan tanggalnya lantaran masih mempersiapkan termasuk urusan administratifnya.
Tempo Tidak Akan Berubah
Setri memastikan Tempo tidak akan terpengaruhi teror semacam ini. "Tempo sejak lahir tahun 1971 seperti ini," katanya.
Setri menuturkan, "Kita sudah pernah mengalami badai, sampai tutup, itu kurang kencang apa? Kalau teror, pernah molotov, pernah digugat sampai mau bangkrut."
"Ini aset satu-satunya Tempo: Konsisten, bekerja untuk publik untuk republik, menjadi clearing house of information, bicara fakta yang sebenarnya. Itu sudah tertanam di kami, ketika itu tidak, sudah pasti Tempo bubar," kata Setri.
ADVERTISEMENT