Temui Perwakilan China, AS Bahas soal Balon Mata-mata: Mereka Tak Minta Maaf

19 Februari 2023 5:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Antony Blinken, Menlu AS. Foto: Eduardo Munoz/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Antony Blinken, Menlu AS. Foto: Eduardo Munoz/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, bertemu dengan politisi dan diplomat senior China, Wang Yi, di sela-sela acara Munich Security Conference, Sabtu (18/2). Dalam pertemuan yang berlangsung selama satu jam itu, Blinken menyinggung masalah balon mata-mata China yang terbang di wilayah AS.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, Blinken telah memberi tahu Wang Yi jika pihaknya tidak akan membiarkan ada balon China yang masuk wilayahnya lagi. Namun sepanjang pertemuan Wang Yi yang mewakili China sama sekali tidak meminta maaf terkait insiden tersebut.
Wang Yi sebelumnya sempat menuduh AS melanggar norma internasional dengan respons "berlebihan" mereka yang menembak jatuh balon China.
"Mengirimkan jet tempur canggih untuk menembak jatuh balon dengan rudal adalah perilaku yang tidak bisa dipercaya, AS hampir terlalu histeris," kata Wang.
"Ada banyak balon di seluruh dunia, dan banyak negara yang memilikinya juga. Apa AS akan menembak jatuh semuanya?" imbuhnya.
Wang lalu meminta AS untuk meminta maaf karena insiden yang dianggap telah merusak hubungan AS-China itu.
ADVERTISEMENT
Menanggapi tudingan itu, Blinken dalam sebuah wawancara yang ditayangkan di NBC News, Minggu (19/2) pagi waktu setempat menegaskan reaksi mereka tidak berlebihan.
Pelaut menemukan balon pengintai dataran tinggi yang dicurigai milik China yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat di lepas pantai Pantai Myrtle, Carolina, AS, Minggu (5/2/2023). Foto: Fleet Forces/U.S. Navy photo/Handout via REUTERS
Balon-balon yang terbang di atas wilayah AS dan Kanada ini memicu kegemparan di Washington dan membuat Blinken menunda kunjungannya ke Beijing. Padahal kunjungan yang seharusnya dilakukan pada 5-6 Februari itu seharusnya akan jadi kunjungan pertama Menlu AS ke China dalam lima tahun terakhir.
Setelah tahu balonnya ditembak jatuh oleh militer AS, China pun marah. Mereka menyanggah balon-balon itu digunakan untuk memata-matai AS dan menyebut balon-balon itu sebagai balon pemantau cuaca yang terbang keluar jalur.
Presiden AS, Joe Biden, dalam pidatonya menyinggung soal keinginannya berbicara langsung dengan Presiden China, Xi Jinping, soal itu dan menyelesaikan perselisihan ini. Meski ia belum tahu kapan akan bertemu Xi Jinping, namun ia memastikan AS akan terus berusaha secara diplomatis membahas masalah balon itu dengan China.
ADVERTISEMENT
"Kami tidak mencari perang dingin baru," tegas Joe Biden.