Tenda Pengungsi di Cianjur Tersapu Angin saat Helikopter Lempar Bantuan

26 November 2022 19:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Korban gempa bertahan di tenda swadaya di persawahan Kampung Babakan Jamaras, Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang, Cianjur. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Korban gempa bertahan di tenda swadaya di persawahan Kampung Babakan Jamaras, Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang, Cianjur. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Beredar video memperlihatkan helikopter membagikan bantuan dengan cara dijatuhkan ke lokasi pengungsi gempa di Cianjur yang sulit diakses. Uniknya, saat pemberian bantuan itu ada tenda pengungsi terbang imbas angin yang ditimbulkan helikopter.
ADVERTISEMENT
Dari informasi yang dihimpun, peristiwa itu tepatnya berada di Kampung Burangkeng, RT 01, RW 01, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang. Ada juga yang menyebut lokasi di Kampung Keramat RT01 RW 09 Desa Sukamulya, Kecamatan Cugenang.
Dalam video yang beredar, tampak terlihat baling-baling helikopter berputar di atas pengungsian di bukit rumput. Hal itu menimbulkan angin mengakibatkan tenda terbang tersapu.
Terkait hal itu, Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas RI, Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi menyampaikan permintaan maaf.
"Saya memohon maaf kejadian kemarin. Memang dalam penyaluran logistik itu kita melihat bentuk kontur dari lokasi tersebut. Tidak mudah, terus untuk terbang mendekati men-drop logistik tersebut," kata Henri.
Helikopter Bell 412EPI TNI AD melakukan evakuasi medis pada prajurit saat berlangsungnya latihan 'The Combined Arm Live Fire Exercise (Calfex)' Super Garuda Shield 2022 di Puslatpur Baturaja, Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan. Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
"Kita tidak bisa mendarat di daerah tersebut karena lapangan sendiri dipakai untuk mereka mengungsi. Sehingga sedapat mungkin kita memberikan bantuan atau melemparkan itu bisa dijangkau dengan mudah," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Hendri menyampaikan, dalam menyalurkan bantuan di lokasi tersebut memiliki medan lereng bukit sehingga helikopter sangat hati-hati.
"Bisa diketahui kondisi di lereng bukit itu sangat sulit, juga helikopter tidak sembarangan untuk bisa melakukan pendekatan ke daerah tersebut tanpa harus melihat arah angin, melihat kontur (untuk mendarat), melihat situasi di bawah memang terjadi kemarin permasalah," ujarnya.
Lebih lanjut, Hendri memastikan insiden tersebut tak akan terulang lagi ke depannya. Mereka sudah memikirkan solusi untuk menyalurkan bantuan dengan cara yang sama.
"Dan hal ini tidak akan mungkin mudah-mudahan tidak akan terjadi lagi. Kita sudah memiliki cara bagaimana nanti men-drop ke daerah tersebut. Salah satunya adalah untuk menarik perhatian dulu masyarakat yang akan kita drop, masyarakat sudah mengetahui baru akan kita terbang pelan-pelan," pungkasnya.
ADVERTISEMENT